radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Bencana tanah longsor yang sering terjadi di wilayah Kecamatan Ulu Manna dan mengakibatkan jalan lintas Manna-Tanjung Sakti tertutup total ternyata tidak hanya berdampak dengan arus lalu lintas yang macet. Tapi juga berdampak ke sektor ekonomi masyarakat Bengkulu Selatan.
BACA JUGA:Rekor Sensasional Leverkusen, Tak Terkalahkan Terpanjang di Eropa
Salah satunya adalah suplai sayuran dari Kota Pagaralam ke Bengkulu Selatan menjadi terhambat.
Akibatnya berbagai jenis sayuran di Bengkulu Selatan menjadi langka, harganya pun melonjak. Sebab para pedagang sayur di Bengkulu Selatan rerata mengambil barang dari Kota Pagaralam.
BACA JUGA:Kementrian PUPR Cek Kawasan DDTS Bengkulu
Seperti saat tanah longsor yang terjadi pada Selasa (7/5) lalu yang membuat jalur Manna-Tanjung Sakti lumpuh total lebih 24 jam.
Banyak pedagang sayur dari Bengkulu Selatan tidak bisa mengambil barang k Pagaralam, begitu pun sebaliknya, pedagang sayur dari Pagaralam tidak bisa mengantar sayur ke Bengkulu Selatan karena terhadang longsor.
BACA JUGA:Kasus Tukar Guling Lahan di Seluma, Jaksa Kembali Periksa Mantan Pejabat BPN
“Saat longsor kemarin (Selasa, 7/5 sampai Rabu, 8/5), hampir seluruh pedagang sayur di pasar Kutau dan Ampera kekosongan stok. Soalnya barang (sayuran) dari Pagaralam tidak masuk karena terjebak longsor,” ungkap Ardi, salah seorang pedagang sayur.
Karena tidak bisa membeli sayuran dari Pagaralam, pedagang pun terpaksa membeli sayuran dari Kota Curup Rejang Lebong.
BACA JUGA:Pemkab Bengkulu Selatan Berkomitmen Dukung Pemberantasan Korupsi
Harganya pun jelas lebih tinggi, sebab biaya penjemputan ataupun pengantaran lebih tinggi, karena jarak ke Kota Curup lebih jauh dibanding ke Pagaralam.
“Kami memesan barang dari Curup untuk bisa tetap berjualan, soalnya mau ambil barang dari Pagaralam tidak bisa karena jalan tertutup longsor, tidak bisa lewat,” ungkapnya.
BACA JUGA:Sakit Parah, Warga Muara Sahung Butuh Bantuan
(yoh)