Antisipasi Dini Kawasan Rawan Longsor, Jalur Ulu Manna-Pagar Alam Didata
Antisipasi Dini Kawasan Rawan Longsor, Jalur Ulu Manna-Pagar Alam Didata-Istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Akses jalan lintas di wilayah Kecamatan Ulu Manna menghubungkan Pagar Alam, Sumatra Selatan (Sumsel) masih rawan terhadap ancaman bencana alam tanah longsor.
Oleh sebab itu Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Selatan mulai merencanakan antisipasi dini dengan pelebaran jalan dan pendataan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Bengkulu Selatan.
BACA JUGA:Antrean Semakin Panjang, SPBU di Seluma Batasi Pengisian BBM
Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan mulai menaruh perhatian serius terhadap kawasan rawan longsor di sepanjang jalan lintas Ulu Manna-Pagar Alam tersebut.
Untuk itu, melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bengkulu Selatan, tim teknis diterjunkan untuk melakukan pengukuran dan pendataan vegetasi serta satwa yang hidup di sepanjang jalur tersebut.
BACA JUGA:Desa Tanggo Raso Terima Gedung Koperasi Dari Presiden Prabowo
Pendataan dilakukan secara menyeluruh di area yang terbentang dari Desa Kayu Ajaran hingga Desa Air Tenam, Kecamatan Ulu Manna.
Wilayah ini dikenal sebagai titik rawan bencana, di mana tanah longsor kerap menutup akses utama penghubung antar provinsi hingga pernah lumpuh total beberapa hari.
BACA JUGA:15 PNS Seluma Pensiun Tahun Ini, BKPSDM Pastikan Proses dan Hak Pegawai Berjalan Lancar
Kondisi tersebut tak hanya mengganggu arus lalu lintas dan distribusi logistik, tetapi juga mengancam keselamatan warga serta perekonomian masyarakat di daerah perbatasan.
Kepala DLHK BS melalui Analis Rehabilitasi dan Konservasi Bidang Kehutanan DLHK Bengkulu Selatan, Desmantoro menjelaskan, kegiatan pendataan ini merupakan langkah awal untuk menyusun dokumen penting dalam rangka pengajuan rekomendasi kerjasama pembangunan strategis.
BACA JUGA:DPRD Bengkulu Selatan Sarankan Pemda Perbanyak Bantuan Alsintan untuk Petani
Kawasan Ulu Manna, khususnya di sekitar Kayu Ajaran dan Air Tenam, membutuhkan intervensi pembangunan berupa perkuatan tebing dan badan jalan untuk mencegah bencana lebih besar akibat longsor berulang.
“Kawasan ini merupakan hutan konservasi, maka apapun program pembangunan yang akan dilakukan harus melalui skema kerjasama pembangunan strategis atau kerjasama dalam penguatan fungsi,” terangnya.