radarselatan.bacakoran.co - Petani sawit mendapat angin segar. Diprediksi pekan depan Harga Crude Plam Oil (CPO) akan naik.
Prediksi ini berkaitan dengan stok CPO Malaysia dan meningkatnya permintaan CPO di beberapa negara.
Para pebisnis CPO saat ini sedang menunggu laporan stok CPO bulan April Malaysia. Diprediksi laporan itu akan menunjukkan penurunan stok CPO CPO di Malaysia, sementara permintaan diprediksi tinggi.
BACA JUGA:BREKAING NEWS: Warga Nasal Yang Hanyut Saat Menjaring Ikan, Ditemukan 1 Mil Dari Lokasi Pertama Hanyut
Sehingga tidak menutup kemungkinan Harga CPO pekan depan akan naik siknifikan.
Pekan lalu, harga CPO dunia mulai menguat karena perburuan barang murah dan permintaan yang kuat dari India.
Secara mingguan, kontrak berjangka CPO untuk Mei 2024 turun 41 Ringgit Malaysia menjadi 3.890 Ringgit Malaysia per ton,
Juni dan Juli 2024 masing-masing melemah 52 Ringgit Malaysia menjadi 3.870 Ringgit Malaysia dan 3.844 Ringgit Malaysia per ton.
BACA JUGA:Dorong Peran Aktif Komunitas, Diskominfo BS Terlibat Aktif Ajak Cegah Stunting
Sedangkan Agustus 2024 terpangkas 48 Ringgit Malaysia menjadi 3.832 Ringgit Malaysia per ton, September 2024 turun 44 Ringgit Malaysia menjadi 3.838 Ringgit Malaysia per ton, dan Oktober jatuh 46 Ringgit Malaysia menjadi 3.829 Ringgit Malaysia per ton.
Malaysia dan Indonesia merupakan negara penghasil CPO terbesar di dunia. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia tidak hanya didominasi oleh perusahaan pemerintah an swasta, melainkan banyak juga perkebunan masyarakat.
BACA JUGA:Petani Sawit Wajib Tahu! Ini Cara Mencegah Penyakit Busuk Pangkal Batang Yang Bisa Membuat Pohon Sawit Tumbang
Dengan naiknya Harga CPO maka secara otomatis harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit petani akan ikut naik.
Tewntu saja ini menjadi angin segar bagi petani kelapa sawit di Indonesia. (**)