Harga Sawit Semakin Tinggi, Namun Berondolan Dibatasi

PROSES: TBS sawit saat memasuki proses timbang di PT Sinar Bengkulu Selatan-Rezan-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Harga jual Tandan Buah Segar (TBS) sawit semakin tinggi akhir-akhir ini. Per hari Selasa (25/2/2025), harga TBS ditingkat pabrik paling rendah Rp2860 dan tertinggi Rp3160 per kilogram.
Hanya saja, di balik tingginya harga jual TBS sawit, ternyata tidak sejalan dengan system penyuplaian berondolan ke pabrik.
BACA JUGA:Pencurian Motor Resahkan Masyarakat, Polisi Sarankan Hal Ini
Dimana rerata pabrik saat ini membatasi pembelian berondolan terutama yang sudah dicincang. Hal ini karena berondolan cincang dinilai berpengaruh terhadap hasil CPO yang didapat.
“Untuk hari ini (kemarin, red), kami beli TBS di angka Rp2860 untuk kelas universal. Jika dibandingkan dua hari lalu, ada kenaikan sebanyak Rp160 per kilogramnya.
Perubahan harga ini cukup optimal, mengingat angka ekspor CPO Indonesia yang kian tinggi,” ujar KTU PT Sinar Bengkulu Selatan Softan Tjiawi.
BACA JUGA:335 Ekor Ternak Warga Kaur Terserang Penyakit SE
Lanjut Softan, pihaknya tidak terlalu ketat dalam menyeleksi TBS para petani. Hanya saja, pabrik tetap memberlakukan system potongan terhadap sampah dan air yang ikut dalam TBS petani. Hanya saja, persentase potongan tidak terlalu tinggi.
“Paling besar nilai potongan yakni 2,5 persen dari total netto yang disampaikan ke kami,” imbuh Softjan.
Sementara itu, Endy Susanto (38) pengepul TBS menyambut baik kenaikan harga TBS menjelang Ramadan 1446 hijriah.
Dirinya menilai bahwa peningkatan harga TBS merupakan kebijaksanaan yang tepat oleh perusahaan maupun pemerintah.
“Yang jelas para petani sawit akan diuntungkan kalau harga jual TBS tinggi. Sekarang ini kami beli TBS di angka Rp2700 per kilogram. Tapi kalu memang TBS super, akan kami beli diatas itu,” bebenya.
BACA JUGA:PSU, KPU Bengkulu Selatan Bakal Panggil Badan Adhoc, Bawaslu?
Lanjut Endy, pihaknya tidak fokus menyuplai TBS ke salah satu pabrik saja. Melainkan ke semua pabrik yang ada di Provinsi Bengkulu. Hal ini karena pihaknya memperhatikan harga jual agar pengepul bisa mendapatkan untung.