BACA JUGA:Kantor DPMD Kaur Digeledah Jaksa, Dua Kontainer Dokumen Disita
BACA JUGA:Isu Politik Uang Menguat, Satu Suara Dihargai Rp300 Ribu
Tidak sedikit masyarakat yang percaya dengan berita hoaks yang beredar di media sosial. Terkadang masyarakat juga enggan mengecek terlebih dahulu kebenaran informasi tersebut, kemudian langsung dishare atau dibagikan kepada pengikut di media sosial.
Kebiasaan masyarakat yang suka menerima informasi secara sepihak tanpa melakukan kroscek kebenaran tentu merupakan kebiasaan buruk.
BACA JUGA:Musim Hujan, Banyak Jalan Berlubang
Hal itu bisa berdampak dengan kepribadian, misalnya menimbulkan kebencian dan ketidak percayaan kepada tokoh atau orang tertentu.
Untuk menghilangkan kebiasaan tersebut, peranan pers melalui media masing-masing tentunya sangat penting. Semakin banyak berita yang disajikan berlandaskan fakta, tentu dapat menggiring masyarakat agar menjadi pemilih yang cerdas.
Apalagi informasi yang disajikan tidak hanya berisi fakta, tapi juga memuat edukasi yang dapat membawa wawasan serta pengetahuan pembaca.
BACA JUGA:Arena Sabung Ayam Digerebek, Puluhan Penyambung Kocar Kacir
Dalam hal ini dapat disimpulkan, peranan media menangkal berita hoaks dalam pemilu sangatlah penting. Hal itu menjadi penyeimbang dan acuan masyarakat agar tidak termakan dengan informasi bohong yang berisi hasutan dan kebencian.
Semakin cerdas masyarakat dalam menerima informasi, tentu akan semakin baik untuk demokrasi. Proses pemilu pun dapat berjalan damai, situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) selalu kondusif. (*)