Radarselatan.bacakoran.co - Pasar otomotif Indonesia memang sangat kompetitif, terutama di segmen SUV. Banyak model datang dan pergi, namun hanya segelintir yang mampu bertahan dan meraih hati konsumen.
Bahkan brand besar pun tidak selalu menjamin kesuksesan. Salah satu contoh nyata dari hal ini adalah Mitsubishi Outlander Sport—SUV yang memiliki potensi besar, tapi nyatanya gagal total di pasar Indonesia.
Diketahui, Mitsubishi memperkenalkan Outlander Sport ke Indonesia pada tahun 2012, dengan tiga varian: PX CVT, GLS CVT, dan GLX Manual.
Mobil ini sebenarnya merupakan versi produksi dari konsep Mitsubishi Concept-CX yang debut di Frankfurt Motor Show 2007.
Melihat tampilan, mobil mitsubishi ini Outlander cukup menarik. Desain depan dan belakangnya terinspirasi dari Lancer EX. Mobil ini juga telah dilengkapi fitur unggulan. Diantaranya panoramic roof yang tergolong mewah di masanya.
BACA JUGA:All New Suzuki Address Versi Racing Look! Tampilan Motor Balap, Cocok Untuk Snsk Muda
Dapur pacunya menggunakan mesin 2.0L MIVEC yang menghasilkan tenaga 147 hp dan torsi 197 Nm. Jika dilihat dari spesifikasi dan desain, sebenarnya Outlander punya modal kuat untuk bersaing. Namun, kenyataannya tidak demikian.
Dua tahun setelah peluncuran, Mitsubishi mencoba menyegarkan Outlander Sport lewat facelift di tahun 2014. Namun sayang, pembaruan ini tergolong sangat minim dan tidak mengikuti tren global, seperti penggunaan desain “Dynamic Shield” yang populer di pasar lain.
Akibatnya, konsumen di Indonesia merasa kurang tertarik. Apalagi di tahun yang sama, Honda HR-V diluncurkan dan langsung mencuri perhatian pasar.
BACA JUGA:All New Yamaha Gear 155 Phantom Terbaru, Skutik Super Sporty, Wajahnya Mirip Jet Tempur
Harga dan Fitur
Salah satu faktor kegagalan utama Outlander adalah harga jual yang tidak kompetitif. Saat peluncuran, harganya dimulai dari Rp289 juta, terlalu dekat dengan SUV lain yang sudah lebih dulu mapan seperti Honda CR-V, Toyota Fortuner, dan Mazda CX-5.
Selain itu, fitur yang ditawarkan dianggap biasa saja. Di segmen SUV yang sangat sensitif terhadap kelengkapan fitur, Outlander gagal memberikan keunggulan berarti.
Alih-alih menghadirkan kelebihan, banyak yang justru bingung dengan konsep mobil ini: tampil seperti sedan tapi berpostur tinggi. Kombinasi ini membuat pengalaman berkendara terasa aneh bagi sebagian orang.