BACA JUGA:Honda Vario Street Gold 160! Segera Meluncur Ke Pasar, Super Agresif, Calon Raja Baru Skutik
Pada awal 2010-an, citra merek Mitsubishi di Indonesia belum sekuat sekarang. Banyak yang mengeluhkan soal ketersediaan suku cadang yang sulit dan mahal.
Bahkan, reputasi "mobil penyakitan" sempat melekat pada Outlander karena sejumlah masalah teknis yang cukup serius.
Beberapa masalah yang sering dikeluhkan antara lain:
1. Mesin kasar saat dinyalakan, terutama saat AC aktif
2. Suspensi belakang yang terasa keras
BACA JUGA:Mitsubishi Pajero Versi Rakyat Meluncur, Harga Terjangkau, Mesin Tangguh, Tampilan Gagah
3. Insulator AC bocor hingga menyebabkan bau masuk ke kabin
4. Komponen kaki-kaki seperti rack steer yang mudah rusak
5. ECU dan relay yang terkenal mudah bermasalah dan mahal penggantiannya
Meskipun beberapa masalah tersebut sudah diperbaiki pada versi facelift 2014, sayangnya kerusakan citra sudah terlanjur terjadi.
Mitsubishi sempat mencoba menghidupkan kembali Outlander lewat varian Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), namun penjualannya tetap tidak menggembirakan.
BACA JUGA:Mitsubishi L300 2025 Minibus, Transformasi Total dari Kendaraan Niaga ke Mobil Premium
Banyak konsumen mengeluhkan getaran saat akselerasi yang disebabkan integrasi sistem hybrid dan transmisi yang kurang halus.
Meski gagal secara komersial, Outlander ternyata cukup diminati di pasar mobil bekas. Desainnya yang timeless dan aura sporty ala Lancer membuatnya tetap menarik hingga sekarang. Dengan harga sekitar Rp90–130 jutaan, Anda bisa mendapatkan mobil dengan kesan premium.
Namun perlu diingat, harga spare part Outlander masih relatif mahal. Suku cadang slow moving juga cukup sulit ditemukan