PEMBELAJARAN KIMIA TERDIFERENSIASI BERBANTUAN MEDIA CARE DENGAN PENDEKATAN I-CORE BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Minggu 13 Oct 2024 - 15:55 WIB
Oleh: Suswadi Ali K


Dr. Meydia Afrina, S.Pd., M.Pd

 

SMAN 9 Bengkulu Selatan

 

meydiaafrina84@guru.sma.belajar.id

 

 

 

A.     PENDAHULUAN

 

SMA Negeri 9 Bengkulu Selatan merupakan sekolah penggerak angkatan pertama yang telah mengimplementasikan kurikulum merdeka. Program sekolah penggerak memberikan kesempatan bagi sekolah untuk mengembangkan pembelajaran dengan paradigma baru yang berpusat kepada siswa. Hal ini sejalan dengan visi SMA Negeri 9 Bengkulu Selatan yaitu   terwujudnya siswa yang kreatif, religius, mandiri dan peduli lingkungan. Untuk mewujudkan  visi tersebut, implementasi pembelajaran yang dilakukan wajib mengikuti regulasi  yang mendukung proses pembelajaran. Pendidikan yang menuntun siswa untuk mencapai kekuatan-kekuatan kodratnya baik kodrat alam maupun kodrat zaman sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Oleh sebab itu, metode pengajaran harus berkembang sesuai perkembangan zaman. Pentingnya pembelajaran inovatif dan interaktif dalam rangka menyiapkan siswa yang melek teknologi (Pyper, 2017: 241- 242).

 

Pada era revolusi industri 4.0 p embelajaran sains menuntut siswa memiliki kecakapan abad 21 agar dapat bersaing dengan siswa lain dari belahan dunia mana pun. Kecakapan abad 21 meliputi kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, komunikasi dan kolaborasi (Mardhiyah, 2021). Kecakapan abad 21 juga menuntut kualitas siswa dalam penguasaan teknologi. Penggunaan teknologi yang tepat untuk pembelajaran dapat melatih siswa dalam penguasaan dan kebermanfaatan teknologi. Pendapat senada juga disampaikan (Rahayu, 2022) bahwa dalam pembelajaran Abad 21 ini sangat populer dengan membawa perubahan yaitu pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang mengakibatkan perubahan paradigma pembelajaran yang ditandai dengan perubahan kurikulum, media, dan teknologi.

 

Dalam mengimplementasikan Kurikulum merdeka ada beberapa usaha yang dilakukan diantaranya adalah dengan mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif yang dapat digunakan oleh siswa untuk menerapkan pembelajaran terdiferensiasi. Hal ini juga dapat membantu siswa agar cakap teknologi dan memiliki kompetensi digital yang baik. Media yang dikembangkan adalah CARE ( Chemistry Application Interactive) .

 

Pembelajaran dilakukan menggunakan model problem based learning (PBL) dengan menggunakan pendekatan yang dirancang sendiri yaitu I-CORE (Inquiry, Critical Thinking, Organization, Relevance, Engagement ). Pembelajaran menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari siswa secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Syamsidah, 2018).

 

Selama ini kita menganggap siswa memiliki pengetahuan yang sama sehingga perlakuan yang kita lakukan pun sama kepada siswa. Padahal setiap anak memiliki karakteristik dan cara belajar yang berbeda. Untuk mengakomodir segala kebutuhan siswa, maka saya menerapkan Pembelajaran Kimia Terdiferensiasi Berbantuan Media CARE ( Chemistry Application Interactive) dengan pendekatan I-CORE ( Inquiry, Critical Thinking, Organization, Relevance, Engagement ) Berbasis Kearifan Lokal.

 

Pembelajaran terdiferensiasi menyadari akan hal itu bahwa semua siswa tidaklah sama sehingga kita perlu memberikan akses belajar yang seimbang dengan cara memberikan sumber belajar, proses pembelajaran bahkan dukungan sesuai dengan kebutuhan, karakteristik dan keunikannya masing-masing. Semua itu tentunya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan potensi masing-masing siswa.

 

Kimia seringkali dianggap mata pelajaran yang menakutkan, tapi dengan menerapkan pembelajaran terdiferensiasi, sekarang pembelajaran kimia menjadi menyenangkan dan bermakna. Proses pembelajaran yang bermakna dan relevan menjadi poin penting dalam kesuksesan kegiatan belajar.

 

 Untuk mengakomodir semua kebutuhan siswa, maka guru mengembangkan media CARE sebagai sumber belajar. Pembelajaran terdiferensiasi dilakukan dengan memenuhi kebutuhan siswa dalam belajar, diawali dengan melakukan asesmen awal (Tomlinson, 2001). Guru juga membuat strategi sendiri agar pembelajaran menjadi bermakna dengan pendekatan yang diberi nama I-CORE. Pembelajaran terdiferensiasi membantu siswa dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, dan kebutuhannya. Pembelajaran ini diterapkan pada mata pelajaran Kimia kelas XII (fase F) SMA Negeri 9 Bengkulu Selatan.      

 

B. ISI

 

SMA Negeri 9 Bengkulu Selatan merupakan sekolah penggerak yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu praktik baik yang telah dilakukan dalam rangka penerapan Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran kimia terdiferensiasi berbantuan Media CARE ( Chemistry Application Interactive) dengan pendekatan I-CORE ( Inquiry, Critical Thinking, Organization, Relevance, Engagement ) Berbasis Kearifan Lokal . Tujuan pembelajaran pada materi Elektrokimia adalah siswa dapat menganalisis konsep sel volta dalam kehidupan sehari-hari dan merancang eksperimen sederhana tentang sel volta berbasis kearifan lokal.

Kategori :