Penyakit Ternak Ngorok Kembali Merebak, Distan Bengkulu Selatan Lakukan Penanganan
TERNAK: Tim Distan Bengkulu Selatan melakukan penanganan hewan ternak sakit-IST-DOK
KOTA MANNA - Penyakit ngorok atau Septicaemia Epzootica (SE) pada ternak sapi dan kerbau di Bengkulu Selatan kembali ditemukan. Hal ini beriringan dengan musim penghujan yang terjadi sekarang ini.
Bahkan, serangan penyakit mematikan tersebut sudah kembali menyebar di beberapa titik wilayah Bengkulu Selatan. Salah satunya di Kecamatan Pino Raya.
Oleh sebab itu, sebagai salah satu pencegahan agar virus tidak semakin menular. Para peternak diminta waspada dan langsung mengisolasi hewan ternak yang sakit.
"Kasus ternak mati di kandang ada lagi. Tadi pagi (kemarin, red) ada satu ekor induk sapi bali milik warga kami mati dalam kandang," ujar Kades Talang Padang, Sumantri, A.Md.
BACA JUGA:Lahan Disurvei, Pembangunan SPBUN di Kaur Segera Dimulai
BACA JUGA:APBDes Dusun Baru 2024 Akhirnya Digarap Jaksa
Lanjut Sumantri, kematian ternak tersebut terbilang mendadak. Sebab, satu hari sebelumnya ternak masih sehat dan kuat.
"Yang milik yang juga sudah dua ekoran mati. Maka itu kami minta uluran tangan pemerintah," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Bengkulu Selatan, Binagransya menyebutkan bahwa sebaran SE sulit diketahui secara pasti. Sebab, virus tersebut sudah menyebar luas di Bengkulu Selatan dan punya daya serang yang tinggi.
BACA JUGA:Taekwondo Kaur Octopus Siap Berlaga di Kejuaraan Internasional
BACA JUGA:BKN Gelar Uji Kompetensi ASN, Seluma Dapat Kuota 400 Orang
"Memang sebaran virus SE ini tak bisa ditebak, langkah awal peternak adalah waspada. Kami tetap memantau di lapangan, dan akan langsung melakukan penanganan secara cepat," ujarnya.
Lanjutnya, para peternak tidak boleh terlalu panik jika ada hewan ternak yang terserang SE. Sebab, jika diatasi dengan baik, ternak sakit bisa saja disembuhkan.
"Untuk vaksin dan obat kami selalu sedia, dan hubungi langsung petugas kami jika membutuhkan penanganan," imbuh Kadis. (rzn)