Blas dan Hawar Daun, Dua Penyakit Paling Berbahaya pada Padi, Solusi dan Pengendalian

Contoh padi terserang hawar daun-istimewa-radarselatan.bacakorang.co

RadarSelatan.bacakoran.co - Para petani di Indonesia diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap dua penyakit paling mematikan pada tanaman padi, yaitu penyakit blas (Pyricularia oryzae) dan hawar daun bakteri (HDB) (Xanthomonas oryzae pv. oryzae). 

Kedua penyakit ini telah menyebabkan kerusakan serius pada lahan pertanian di berbagai daerah dan menjadi ancaman nyata terhadap ketahanan pangan nasional.

Menurut data dari Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH), serangan penyakit blas dan hawar daun bakteri meningkat drastis selama musim hujan dan saat terjadi perubahan iklim ekstrem. 

BACA JUGA:2 Varietas Padi Paling Cocok Ditanam di Tahan Asaman, Harapan Baru Petani di Lahan Marginal

Keduanya dapat menurunkan hasil panen hingga 70% bila tidak dikendalikan dengan baik.

Blas menyerang daun, leher malai, bahkan batang, menyebabkan bercak-bercak cokelat keabu-abuan dan tanaman menjadi layu. 

Sementara hawar daun menyebabkan daun padi menguning dari ujung dan mengering secara cepat.

Penyakit blas dan HDB dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya penanaman varietas rentan, penggunaan pupuk nitrogen (urea) secara berlebihan, sistem tanam yang tidak serempak, drainase buruk di lahan sawah, cuaca lembab dan hujan berkepanjangan.

BACA JUGA:Varietas Padi Baru Tahan Blas dan Hawar Daun, Solusi Andalan Petani Menghadapi Perubahan Iklim

Untuk engendalikannya, Kementerian Pertanian merekomendasikan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) sebagai langkah utama, yakni dengan menanam varietas tahan penyakit ini sperti Inpari 32, Inpari 42 Agritan GSR, atau Inpari 50 Blas Hawar.

Menghindari tanam tidak serempak yang dapat memperpanjang siklus penyakit.

Kurangi pemakaian urea berlebih, seimbangkan dengan KCl dan SP-36 untuk memperkuat jaringan tanaman.

Buang sisa tanaman sakit dan pastikan aliran air tidak tergenang terlalu lama.

BACA JUGA:MSP 01 Pecahkan Rekor, Jadi Varietas Padi dengan Potensi Panen Terbesar di Indonesia

Gunakan fungisida (untuk blas) dan bakterisida (untuk HDB) hanya jika diperlukan dan berdasarkan hasil pengamatan lapangan.

Petani diimbau aktif melapor ke penyuluh jika menemukan gejala awal penyakit. (**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan