Nilai Tukar Petani Bengkulu Bulan Maret Naik 2 Persen

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, Win Rizal-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

RadarSelatan.bacakoran.co, BENGKULU - Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Maret 2025 sebesar 208,01 atau naik 2,00 persen dibanding NTP bulan sebelumnya.
NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).
NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan, juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

BACA JUGA:HUT Seluma, Bupati Gelar Pesta Rakyat, Undang UAS dan Artis Ibu Kota

BACA JUGA:Harga TBS Babak Belur, Pengepul Ingatkan Petani Panen Buah Matang

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu, Win Rizal mengatakan, kenaikan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 2,78 persen, sementara Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) naik lebih rendah sebesar 0,77 persen.
“Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Bengkulu pada Maret 2025, NTP naik 2,00 persen dibandingkan NTP Februari 2025, yaitu dari 203,93 menjadi 208,01,” kata Win Rizal, Jumat (11/4/2025).

BACA JUGA:Pelajar Tenggelam Di Kaur Akhirnya Ditemukan Meninggal

BACA JUGA:Imbau Pengunjung Jaga Kebersihan dan Fasilitas Objek Wisata Tebat Gelumpai

Naiknya NTP pada Maret 2025 disebabkan oleh kenaikan pada indeks harga hasil produksi pertanian, dan kenaikan lebih rendah pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga serta indeks biaya produksi dan penambahan barang modal.
Peningkatan NTP Maret 2025 dipengaruhi oleh peningkatan NTP yang terjadi pada tiga subsektor yaitu subsektor Tanaman Pangan sebesar 1,57 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,26 persen dan subsektor Perikanan sebesar 0,53 persen.

BACA JUGA:Kasus Ngorok Melandai, Peternak Diminta Tetap Waspada

BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Kebut Pembangunan Infrastruktur

“Sementara dua subsektor yang mengalami penurunan adalah subsektor Hortikultura sebesar 4,13 persen dan subsektor Peternakan sebesar 0,18 persen,” katanya.

(cia)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan