radarselatan.bacakoran.co, BENGKULU - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bengkulu mengembangkan Budidaya perikanan sistem bioflok.
Sistem ini adalah teknik budidaya ikan dengan menggabungkan senyawa organik dan anorganik yang terdiri dari karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, kotoran ikan, dan sisa pakan.
BACA JUGA:Polres Bengkulu Tetapkan 2 Tersangka Kasus Penganiayaan
Sistem ini telah dikembangkan di sejumlah kabupaten di Provinsi Bengkulu dan menjadi binaan dinas DKP.
Kepala DKP Provinsi Bengkulu, Safriandi mengatakan, sejumlah kabupaten itu adalah kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang, Kota Bengkulu.
"Program ini sasarannya adalah masyarakat pembudidaya ikan dan sudah dibagikan di beberapa kabupaten," kata Safriandi, Selasa (10/9).
BACA JUGA:Target Perindo, Calon Kepala Daerah Yang Diusung Harus Menang
Safriandi mengatakan, dalam program bioflok itu diberikan bibit ikan sekitar 1.500 - 3000 ekor, pakan pemula satu siklus atau pakan sampai bisa panen.
Program ini juga berlaku untuk kelompok budidaya yang belum memiliki kelompok usaha bersama (KUB) atau legalitas seperti akta notaris dan juga perorangan.
"Program ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk memulai usaha budidaya ikan sistem bioflok," ujar Syafriandi.
BACA JUGA:HUT Lantas Sumbang 20 Kantong Darah
Budidaya ikan sistem bioflok dapat membantu masyarakat dalam budidaya ikan air tawar dengan mudah, karena teknologi ini sangat efektif dilakukan dengan menggunakan bak pengolahan limbah.
Selain itu juga mengurangi penggunaan lahan yang luas sehingga budidaya ini juga mampu memberikan peluang usaha baru bagi masyarakat.
BACA JUGA:Alat Tangkap dan Perahu Nelayan di Kaur Berkurang, Hasil Turun
"Melalui program bioflok ini sangat memberikan dampak positif di tengah masyarakat," pungkasnya. (cia)