radarselatan.bacakoran.co - JAKARTA, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyorot soal pendidikan dan kesehatan di Indonesia. Jokowi menyayangkan peringkat pendidikan dan kesehatan Indonesia yang jauh tertinggal di posisi ke-57 dan ke-58 secara global.
Jokowi membandingkan dengan ranking daya saing Indonesia berdasarkan Institute for Management Development (IMD) World Competitiveness yang meningkat tujuh level pada posisi ke-27 dari sebelumnya 34.
BACA JUGA:Holman: Tingkatkan PAD Tidak Dengan Omongan, Harus Kerja Keras
BACA JUGA:Dukung Pelayanan Kesehatan, Bupati Gusnan Harapkan Sinergitas Nakes dan Kades
"Sayangnya dari sisi daya saing, kita meskipun naik sampai 7 level sangat bagus sekali. Tapi untuk pendidikan dan kesehatan masih di ranking 57, 58," kata Jokowi dalam video yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Jokowi mengatakan pendidikan dan kesehatan sangat berpengaruh dalam penciptaan sumber daya manusia yang unggul di Indonesia. SDM unggul itu nantinya sebagai modal untuk bersaing dengan negara lain.
BACA JUGA:Final Copa America 2024: Pertarungan Pamungkas Angel Di Maria
BACA JUGA:Masyarakat Dambakan Kelancaran Akses Desa Karang Cayo - Suban
Bahkan kata Jokowi, infrastruktur sebaik apapun tidak akan berdampak besar pada bangsa dan negara apabila SDM belum mumpuni. "Infrastruktur sebaik apapun kalau SDM tidak baik, jelek, nanti di ranking kelihatan," jelasnya.
Jokowi pun kembali mengingatkan agar Indonesia mampu berkembang dan tumbuh lebih tinggi, maka bangsa harus kompetitif dengan negara-negara lain. Serta harus mampu memanfaatkan peluang sekecil apapun.
BACA JUGA:Wisata Tebat Besak Ditarget Go Nasional
BACA JUGA:Jika Inggris Juara EURO 2024, Ini Janji Declan Rice
Sebab menurutnya saat ini kompetisi global tidak fokus pada negara kecil atau negara besar, melainkan negara yang cepat atau lambat dalam memanfaatkan peluang.
"Dan kita ingin jadi negara cepat, dengan SDM yang menguasai semuanya, teknologi, inovasi, semuanya," ujar Jokowi. (**)