"Namanya hasil perkebunan tentu tidak stagnan. Ada kalanya berubah karena berbagai faktor. Namun tetap disyukuri bahwa kualitas TBS Bengkulu Selatan masih optimal," jelasnya.
Faktor Cuaca
Sementara itu, pengakuan Hendrian Sahjono (45) salah seorang petani sawit di Kecamatan Pino Raya. Bahwa penurunan hasil panen sawit petani lantaran pengaruh cuaca panas. Sebab, sudah dua bulan terakhir curah hujan menurun yang berimbas pada lambatnya proses pematangan TBS sawit.
BACA JUGA:Warga Desa Talang Alai Tetap Menolak Kuari di Desa Mereka
"Tanaman sawit itu butuh kadar air yang tinggi. Kalau cuaca panas, pematangan buah lambat, begitupun untuk pembentukan buah baru. Jadi, untuk fase kedepan memang bakal ada penurunan produksi," benernya.
Maka dari itu lanjut Hendrian, petani sawit saat ini seharusnya sudah melakukan langkah alternatif penanggulangan potensi trek.
BACA JUGA:Dinas Kesehatan Kaur Imbau Masyarakat Waspadai HIV, Sudah 9 Orang Positif
BACA JUGA:Pemkab Seluma Pastikan Anggaran Pilkada Cukup
Salah satunya dengan melakukan pemupukan akar, dan penambahan zat besi. "Memang mall nutrisi adalah salah satu penyebab trek, kalau sudah diantisipasi mudah-mudahan tidak terjadi," pungkasnya. (rzn)