radarselatan.bacakoran.co - SETELAH sempat melejit di angka Rp9000 per kilogram dalam tiga bulan terakhir. Saat ini harga jual jagung pipil kering di Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) kembali nyungsep alias turun drastis.
Pengakuan sejumlah petani, harga jual jagung kering berkisar Rp2500-Rp2800 per kilogram. Padahal, jika dikaji dengan biaya kelola hingga masa panen, jumlah kebutuhan modal petani sangatlah besar.
BACA JUGA:Selain Jembrana, Ternak Sapi Juga Banyak Terserang Cacing
“Sudah turun lagi, kami bingung mau seperti apa. Ya, mau tidak mau harus dijual meski haranya rusak,” ujar Diamrin (55) petani jagung asal Kecamatan Pino Raya.
Lanjutnya, penurunan harga jagung dinilai tidak sesuai dengan ketersediaan bahan baku pengelolaan jagung hingga harga pupuk di pasaran.
Sebab, dimulai dari masa penyiapan lahan, pembelian bibit serta pembuatan kompos dasar, petani harus bekerja mandiri tanpa dukungan dari pemerintah daerah.
BACA JUGA:Pemerintah Desa Harus Terlibat Aktif Tangani Sampah
“Harga bibitnya saja sudah Rp750 ribu per kampil. Belum lagi obatnya serta pupuk yang serba mahal. Kami terus terang sangat terpukul dengan kondisi ini. Sementara jika mau disimpan dalam gudang untuk menunggu harga mahal, tentu jagung ini akan rusak,” jelasnya.
Andika Restu (32) petani lainnya juga mengeluhkan hal serupa. Bahkan, untuk mendapatkan harga yang sedikit lebih mahal, andika rela mengantar langsung jagung tersebut ke Kota Bengkulu.
Alih-alih mendapatkan keuntungan lebih, dirinya menyebut selisih harga hanya Rp500 sehingga hanya cukup untuk mengisi BBM mobil.
BACA JUGA:Jelang Rekrutmen PPPK, Dinas Satpol PP-Damkar Bengkulu Selatan Siapkan Skema Diklat Teknis
“Memang ada toke di Bengkulu yang sanggup beli Rp3300. Tapi biaya operasional sangatlah besar. Ketimbang kembali diantar, lebih baik minta dijemput saja di sini,” akunya.
Menurut Andika, turunnya harga jagung pipil secara drastic kurang masuk akal. Sebab, produk hasil olahan jagung pipil di pasaran justru semakin tinggi harganya. Seperti jagung pecah, abu jagung hingga pellet ternak.
BACA JUGA:Baznas Targetkan Bedah 200 unit Rumah Tidak Layak Huni
“Jagung pecah masih dijual Rp9000 sekilo. Padahal itu semua jagung murni tidak ada tambahan bahan lain. Abunya juga masih mahal. Kami duga ini ada permainan pasar, sebab tidak mungkin ada harga bahan baku yang sangat murah namun hasil produknya sangat tinggi,” beber Andika.