radarselatan.bacakoran.co - Kopi Bengkulu sudah sejak lama dikenal dunia. Sejak masa penjajah bangsa asing biji kopi Bengkulu sudah dibawa ke beberapa negara khususnya eropa.
Kopi Bengkulu dikenal karena kualitasnya yang bagus dan produksi yang banyak. Terutama jenis kopi robusta dan arabika.
Belakangan ini harga biji kopi Bengkulu melejit mencapai level tertinggi sejak beberapa tahun terakhir.
Sejumlah pihak menyebut kenaikan harga kopi Bengkulu ini imbas dari turunnya produksi kopi Brazil dan Vietnam.
Namun sebagian lagi berpendapat bahwa harga kopi bengkulu naik lantaran biji kopi Bengkulu memiliki kualitas baik dan produksi melimpah.
BACA JUGA:Produksi Kopi Brazil dan Vietnam Turun, Petani Kopi Bengkulu Berkipas, Harga Naik Ke Level Tertinggi
Saking banyaknya produksi kopi Bengkulu, daerah yang berjuluk Bumi Rafflesia ini tercatat sebagai daerah dengan produksi kopi terbesar ke tiga di Indonesia.
Bengkulu juga dikenal dengan sebutan segitiga kopi Bengkulu.
Berkat kualitas dan produksi yang melimpah, saat ini kopi Bengkulu makin diakui dunia luar.
Bahkan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah pernah menyebut kualitas kopi Bengkulu semakin berkembang seiring banyaknya kopi yang dikirim ke luar provinsi.
Salah satunya kopi Robusta Bengkulu dari Desa Tebat Pulau Kecamatan Bermani Ulu Rejang Lebong yang diambil perusahaan luar daerah.
"Ketika sebuah perusahaan dengan standar nasional bisa menerima produk hasil pertanian kita, artinya apa yang kita lakukan selama ini sudah memenuhi standar pasar. Ini harus terus kita jaga," ujar Gubernur Bengkulu.
Pelepasan pengiriman Kopi Bengkulu dari petani Desa Tebat Pulau ke PT. Mayora Group ini menandakan hasil pertanian semakin baik, ditambah dengan standar mutu yang terjamin.
BACA JUGA:Lepas Dari Pengawasan, Bocah 10 Tahun di Seluma Meninggal Terseret Arus dan Masuk Gorong gorong
Hal ini sesuai program prioritas pemerintah untuk menjaga stabilisasi dan meningkatkan harga komoditas perkebunan.
"Ini tentu sebuah hasil petani yang patut kita syukuri dan hargai. Ke depannya diharapkan semakin optimal," sambungnya.
Gubernur mengaku kopi menjadi salah satu komoditas andalan Bengkulu dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Sekaligus sebagai salah satu produk untuk meningkatkan kunjungan ke daerah.
"Kalau orang ngomong Bengkulu, tentunya ingat dengan kopinya. Karena itu kualitas juga harus tetap dijaga,” demikian Rohidin.
BACA JUGA:Izin Disampaikan, Warga Ancam Demo Besar-Besaran Tuntut Kades Dusun Baru Diberhentikan
Pada tahun 2016 lalu, kopi Robusta Bengkulu dari Kabupaten Kepahiang berhasil masuk dalam jajaran kopi terbaik pada Kontes Speciality Indonesia (KSI) atau Indonesia Cupping Competition.
Kontes ini digelar oleh Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) bersama Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI) di Jakarta. Juri-juri yang menilai pun berasal dari 12 negara.
Berdasarkan data tahun 2016, perkebunan kopi Bengkulu mencapai 95.313 hektar, rinciannya di Kabupaten Bengkulu Urata seluas 12.213 hektar, Kabupaten Mukomuko 147 hektar, Rejang Lebong 21.059 hektar, Kepahiang 24.017 hektar.
BACA JUGA:Kapolda Bengkulu Salurkan Sembako untuk Masyarakat Bengkulu Selatan
Kemudian di Kabupaten Lebong seluas 7.624 hektar, Bengkulu Selatan 3.082 hektar, Seluma 16.760 hektar, Kaur 7.985 hektar dan Kota Bengkulu seluas 21 hektar.
Data pemerintah ada 66.999 warga Bengkulu berprofesi sebagai petani kopi dan tersebar di 10 kabupaten/kota di Bengkulu.
Dengan rincian dengan 64.632 di antaranya menanam kopi robusta dan 2.367 menanam arabika.
Hasil produksi kopi robusta Bengkulu mencapai 55.168,9 ton dan arabikanya mencapai 1.506 ton. (stb)