Produksi Kopi Brazil dan Vietnam Turun, Petani Kopi Bengkulu Berkipas, Harga Naik Ke Level Tertinggi

KOPI: Harga kopi Bengkulu naik ke level tertinggi sejak beberapa tahun terakhir -istimewa-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakoran.co - Periode triwulan pertama tahun 2024 produksi kopi Brazil dan Vietnam turun.

Kondisi ini menyebabkan harga biji kopi dunia naik sehingga menguntungkan petani kopi Bengkulu dan Indonesia secara keseluruhan.

Saat ini harga biji kopi Bengkulu sudah mencapai Rp 60 ribu rupiah perkilogram. Naik jauh dari harga akhir tahun 2023 yakni sebesar Rp40 ribu perkilogram.

Kenaikan harga ini merupakan  level tertinggi harga kopi Bengkulu sejak beberapa tahun terakhir.

BACA JUGA:Lepas Dari Pengawasan, Bocah 10 Tahun di Seluma Meninggal Terseret Arus dan Masuk Gorong gorong

Kenaikan harga kopi dunia yang berimbas pada positif bagi petani kopoi Bengkulu ini merupakan dampak dari hasil produksi kopi Brazil di minggu pertama Maret 2024 turun. Dilansir dari Barchart, harga kopi arabika ditaksir naik sekitar 1,96 persen dan harga kopi robusta naik 1,46 persen.

Kenaikan ini disebabkan terjadinya curah hujan di Brazil yang mempengaruhi stok hasil produksi negara penghasil kopi terbesar dunia tersebut.

Salah satu badan meteorologi Brazil, Somar Meteorologia melaporkan bahwa pada hari Senin wilayah Minas Gerais di Brazil memiliki curah hujan 29,4 mm dalam seminggu terakhir atau 50 persen dari rata-rata historis.

BACA JUGA:Izin Disampaikan, Warga Ancam Demo Besar-Besaran Tuntut Kades Dusun Baru Diberhentikan

Minas Gerais sendiri merupakan salah satu wilayah penghasil kopi terbesar di Brazil yang menyumbang sekitar 30 persen tanaman kopi arabika Brazil.

Tak hanya Brazil, Vietnam juga mempegaruhi harga kopi dengan aktivitas ekspor mereka bulan lalu.

Kantor Statistik Umum Vietnam melaporan bahwa ekspor kopi Vietnam pada bulan Februari turun sebanyak 20 persen.

Persediaan kopi yang terbatas tentu menjadi faktor utama naik turunnya harga kopi. Pada tanggal 21 Februari 2024 sendiri persediaan kopi robusta terpantau ICE turun ke rekor terendah sebanyak 1.958 lot.

BACA JUGA:Kapolda Bengkulu Salurkan Sembako untuk Masyarakat Bengkulu Selatan

Namun persediaan tersebut dinilai pulih kembali ke level tertinggi dalam 3 minggu jadi sebanyak 2.453 lot.
Kemudian, persediaan kopi arabika pada 30 November 2024 turun ke level terendah dalam 24 tahun terakhir sebanyak 224.066 kantong, kemudian sedikit pulih ke level tertinggi dalam 3-4 bulan pada hari 29 Februari lalu jadi 360.547 kantong.

Meski cuaca kering yang melanda, Brazil harus mengekspor kopi yang lebih besar dan hal tersebut berdampak buruk terhadap harga.

Dikutip dari Barchart, Cecafe melaporkan bahwa ekspor kopi Brazil pada bulan Januari melonjak jadi 45 persen menjadi 3,7 juta kantong.

BACA JUGA:Enggan Dikomentari Netizen, Sandra Dewi Tutup Kolom Komentar di Instagram

Kemudian, Honduras yang merupakan produsen kopi terbesar di Amerika Tengah mengalami peningkatan ekspor kopi sebesar 26 persen jadi 932.678 kantong.

Peningkatan pasokan kopi dari Honduras pun berdampak negatif pada harga.

Faktor yang mempengaruhi harga kopi dunia bulan Maret 2024 selanjutnya yaitu kenaikan produksi yang dilakukan oleh Safras & Mercado pada tanggal 5 Februari dengan perkiraan panen kopi Brasil tahun 2022/23 menjadi 61,1 juta kantong dari perkiraan sebelumnya sebesar 58,9 juta kantong.

Selain itu, kelompok eksportir Brasil Comexim pada tanggal 1 Februari menaikkan perkiraan ekspor kopi Brasil pada tahun 2023/24 menjadi 44,9 juta kantong dari perkiraan sebelumnya sebesar 41,5 juta kantong.

Lalu, kantor Statistik Umum Vietnam melaporkan Rabu lalu bahwa ekspor kopi Vietnam bulan Februari turun -32,8% /per ulan dan -20,1% per tahun, meskipun total ekspor kopi bulan Januari-Februari naik +16,2% per tahun.

BACA JUGA:Fiersa Besari Rilis Lagu Baru, Berduka dan Merindu Dalam Lagu Lewat Doa

Selain itu, departemen pertanian Vietnam pada tanggal 3 November memproyeksikan produksi kopi Vietnam pada tahun panen 2023-2024 bisa turun sebesar -10%, panen terkecil dalam empat tahun, akibat kekeringan.

Sementara itu, Asosiasi Kopi Vietnam pada tanggal 5 Desember memproyeksikan produksi kopi Vietnam pada tahun 2023-2024 akan turun.

Cuaca El Nino tahun ini memberikan dampak buruk bagi harga kopi. Pola El Nino biasanya menyebabkan hujan lebat di Brasil dan kekeringan di India, sehingga berdampak negatif pada produksi tanaman kopi.

Peristiwa El Nino dapat menyebabkan kekeringan di perkebunan kopi Vietnam pada akhir tahun ini dan awal tahun 2024, hal ini diungkap seorang pejabat dari Institut Meteorologi, Hidrologi, dan Perubahan Iklim Vietnam. (stb)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan