RadarSelatan.bacakoran.co - Timnas Indonesia masih menjadi sorotan usai kekalahan 2–3 dari Arab Saudi pada laga perdana Grup B Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Hasil tersebut tak hanya menimbulkan kekecewaan publik, tetapi juga mengguncang kepercayaan terhadap strategi pelatih Patrick Kluivert.
Menurut informasi yang beredar, pihak PSSI dikabarkan melakukan inspeksi langsung ke sesi latihan Timnas sebagai bentuk evaluasi.
Kluivert disebut mendapat ultimatum agar melakukan “restart” taktik yang dinilai tidak efektif pada laga sebelumnya.
Absennya Marselino Ferdinan dalam laga kontra Arab Saudi menjadi sorotan tersendiri.
Sang gelandang muda hanya bisa menyaksikan perjuangan rekan-rekannya dari rumah.
BACA JUGA:Gunung Berpagut, Sajikan Keindahan AlamYang Menjadi Incaran Pendaki di Bengkulu
Dalam unggahan kakaknya, Octavianus Fernando, tampak candaan yang menyebut, “Enak ya nonton di rumah,” yang kemudian viral di media sosial.
Meski bernada gurauan, banyak netizen menilai unggahan itu menggambarkan betapa besar kerinduan terhadap kehadiran Marselino di lini tengah Garuda.
Ia dianggap sebagai pemecah kebuntuan dan motor serangan yang selama ini menjadi pembeda.
Bahkan rekan setimnya, Rafael Struick, sempat menyebut bahwa absennya Marselino meninggalkan ruang kosong di lini serang.
Banyak yang kemudian bertanya-tanya: Seandainya Marselino bermain, apakah hasilnya akan berbeda?
Paes dan Diks Jadi Titik Terang
BACA JUGA:Pulau Tikus Bengkulu, Surga Bahari yang Terancam Hilang
BACA JUGA:Kadis LHK Larang Masyarakat dan Pedagang Buang Sampah di Depan Pasar Ampera Manna
Meski kalah, beberapa pemain tetap menunjukkan performa impresif.
Kiper Maarten Paes tampil heroik dengan sederet penyelamatan krusial dan mencatat rating 7,9 versi Sofascore.
Sementara Kevin Diks menjadi pemain terbaik Indonesia dengan rating tertinggi 8,0 setelah mencetak dua gol melalui titik penalti.
Kedua pemain tersebut menjadi simbol bahwa secara individu, skuad Garuda memiliki kualitas untuk bersaing di level Asia.
Tantangannya kini adalah bagaimana Patrick Kluivert bisa memadukan kemampuan individu itu menjadi kekuatan kolektif yang solid.
Hasani Abdulgani Kritik Terbuka Strategi Kluivert
BACA JUGA:Lelang Jabatan Belum Digelar, Kursi Pejabat Eselon IIb Kosong Bertambah
Kritik tajam juga datang dari mantan anggota Exco PSSI, Hasani Abdulgani, yang menyoroti keputusan Kluivert dalam memilih susunan pemain. Ia mempertanyakan mengapa sejumlah pemain yang tampil kurang maksimal justru dibiarkan bermain penuh, sementara pemain lain yang tampil baik malah ditarik keluar.
“Ada pemain underperform tapi main 100 menit. Malah yang diganti pemain yang perform. Garuda di dadaku,” tulis Hasani melalui akun media sosialnya.
Hasani bahkan menyinggung nama Marc Klok dan Yakob Sayuri yang disebut tampil di bawah standar namun tetap dimainkan hingga akhir laga.