Kritik ini mewakili banyak suara pendukung yang menilai strategi Kluivert tidak konsisten dengan performa di lapangan.
Trio Bek Tangguh Kembali Dirindukan
BACA JUGA:Desa Air Pahlawan Belum Cairkan Dana Desa Tahap II
BACA JUGA:TPID Provinsi Bengkulu Optimalkan Pasar Murah dan Ketersediaan Pasokan
Selain lini tengah, perhatian juga tertuju pada sektor pertahanan. Banyak suporter menyerukan agar Kluivert mengembalikan formasi tiga bek yang pernah menjadi andalan era Shin Tae-yong.
Formasi 3-4-1-2 atau 3-5-2 tersebut pernah membawa Indonesia tampil solid, termasuk saat mengalahkan Arab Saudi pada November 2024. Saat itu, trio Rizky Ridho, Jay Idzes, dan Justin Hubner menjadi tembok kokoh yang sulit ditembus.
Sebaliknya, saat melawan Arab Saudi pekan lalu, formasi empat bek (4-2-3-1) yang diterapkan Kluivert dinilai membuat pertahanan lebih terbuka.
Kritik bahkan datang dari publik figur Jennifer Koppen, yang melalui media sosialnya menyinggung perlunya kembali ke “formasi yang sudah terbukti berhasil.”
Menuju Laga Penentuan Kontra Irak
BACA JUGA:Mobnas Pemprov Bengkulu Nyungsep ke Rumah Warga
BACA JUGA:Puluhan Saksi Diperiksa, Ada Tersangka Tambahan Korupsi Dana Hibah Pilkada Bengkulu Selatan?
Dengan tekanan yang kian meningkat, laga melawan Irak kini menjadi momentum pembuktian bagi Patrick Kluivert. Suporter berharap pelatih asal Belanda itu mampu merespons kritik dengan solusi nyata di lapangan.
Jika taktik dan komposisi pemain tidak mengalami perubahan signifikan, posisi Kluivert bisa berada di ujung tanduk.
Kemenangan bukan hanya soal tiga poin, tetapi juga tentang mengembalikan kepercayaan publik terhadap arah baru Timnas Indonesia.