Petani Wajib Paham, Ternyata Ini Perbedaan Padi Hibrida dan Padi Inbrida, Mana yang Lebih Unggul?

Senin 17 Mar 2025 - 09:57 WIB
Reporter : sahri senadi
Editor : Sahri

RadarSelatan.bacakoran.co - Dunia pertanian sektor tanaman padi di Indonesia terus berkembang pesat.

Perkembangan terjadi dari semua sisi, mulai dari pembangunan infrastruktur pendukung pertanian hingga pengembangan benih unggul.

Belakangan ini muncul istilah padi hibrida dan padi inbrida. Banyak petani Indonesia yang belum memahami istilah ini.

Padi hibrida adalah padi yang diperoleh dari persilangan dua varietas berbeda secara genetik.

BACA JUGA:5 Padi Unggul Hasil Melimpah, Solusi Petani Agar Tidak Merugi, Ini Daftarnya

Persilangan ini menghasilkan varietas baru dengan potensi hasil yang lebih tinggi.

Contoh padi hibrida diantaranya Mapan 05, Sembada, Supadi dari Agrosid.

Keunggulan Padi Hibrida meliputi produktivitas tinggi, bisa mencapai 10-12 ton per hektar dengan perawatan optimal.

Pertumbuhan seragam, terutama saat menggunakan benih F1 asli, cocok untuk petani yang ingin hasil panen maksimal.

Kekurangan Padi Hibrida diantaranya benih tidak bisa ditanam ulang dengan hasil optimal.

BACA JUGA:10 Jenis Padi Unggul Paling Banyak Ditanam Petani Indonesia Tahun 2025, Ini Daftarnya

Jika ditanam kembali, hasilnya menurun, pertumbuhan tidak seragam, dan banyak bulir yang kosong.

Harga benih lebih mahal dibandingkan padi inbrida, mudah dipalsukan, terutama di toko online. Banyak benih hibrida yang dijual dengan harga murah, tetapi tidak asli.

Tips untuk mendapatkan benih padi hibrida asli:

- Belilah di toko pertanian resmi yang bekerja sama dengan produsen benih terpercaya.

- Hindari tergiur harga murah di toko online yang tidak jelas keasliannya.

- Cek kemasan benih, pastikan terdapat sertifikat dan label asli dari produsen resmi.

BACA JUGA:6 Jenis Benih Padi Lokal yang Lebih Unggul dari Padi Hibrida, Malai Panjang dan Bulir Lebat

Sedangkan padi inbrida diperoleh dari persilangan alami atau seleksi dari varietas yang sudah ada.

Berbeda dengan hibrida, padi inbrida bisa ditanam ulang tanpa kehilangan sifat aslinya, asalkan seleksi benih dilakukan dengan baik.

Contoh padi inbrida yakni Impari 32, AGT 303, Ciherang, Kolosebo dan Batuta.

Keunggulan Padi Inbrida yakni benih bisa ditanam kembali tanpa kehilangan produktivitas, asalkan benihnya dipilih dengan baik.

Lebih tahan terhadap lingkungan, karena sifat genetiknya stabil.

BACA JUGA:Padi Unggul Umur Pendek, Hasil Melimpah, Toleran Kekeringan, Cocok Untuk Lahan tadah Hujan

Harga lebih murah, berkisar Rp100.000 – Rp130.000 per 5 kg di toko pertanian.

Kekurangan Padi Inbrida yakni produktivitas lebih rendah dibandingkan padi hibrida. Biasanya hanya 8-9 ton per hektar (dengan kondisi optimal).

Harus seleksi benih sendiri untuk mendapatkan hasil terbaik, karena mudah tercampur dengan varietas lain di lahan. (**)

Kategori :