BACA JUGA:UMKM di Bengkulu Selatan Diingatkan Tuk Jual Makanan Sehat dan Halal
Tanpa pencatatan yang rapi, Anda tidak bisa membuat keputusan bisnis yang tepat.
2. Mencampur Antara Keuangan Pribadi dan Bisnis
Banyak pelaku UMKM yang membayar kebutuhan pribadi menggunakan uang usaha, seperti membeli makanan sehari-hari atau membayar biaya pendidikan anak dengan uang kas bisnis.
Kebiasaan ini dapat membingungkan pencatatan keuangan dan membuat pelaku usaha tidak dapat mengukur dengan jelas beban usaha yang dimiliki.
BACA JUGA:Lebih dari 1 Juta Pelaku Usaha Ada Dalam Daftar Penghapusan Utang UMKM
Bahkan, pencampuran keuangan pribadi dan bisnis sering kali menghambat pembayaran biaya operasional dan utang usaha.
3. Tidak Mengecek Data Keuangan Secara Rutin
Memantau data keuangan, seperti penjualan dan stok barang, sangat penting dalam menjalankan bisnis. Pelaku UMKM seringkali tidak memperhatikan hal ini, yang menyebabkan ketidaksesuaian antara stok barang yang ada dan pemasukan yang tercatat.
BACA JUGA:Pertumbuhan Ekonomi dari Sektor UMKM Ditargetkan 8 Persen
Jika Anda tidak cek data keuangan secara berkala, Anda bisa kehilangan peluang untuk mengoptimalkan arus kas dan manajemen persediaan.
4. Mencatat Laporan Keuangan Secara Manual
Di era teknologi yang semakin berkembang, masih banyak pelaku UMKM yang mencatat keuangan secara manual. Padahal, sudah banyak aplikasi pencatatan keuangan khusus untuk UMKM yang mudah digunakan.
Memanfaatkan teknologi ini sangat membantu dalam memantau dan mengelola keuangan usaha dengan lebih efisien dan terorganisir.
BACA JUGA:Perjuangkan Kemajuan dan Perkembangan UMKM
5. Mudah Terpaku pada Keberhasilan yang Sudah Ada