Pemberdayaan Perempuan Atasi Ketimpangan Ekonomi

Pemberdayaan Perempuan Atasi Ketimpangan Ekonomi-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

RadarSelatan.bacakoran.co, BENGKULU - Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah mengatakan, pemberdayaan perempuan menjadi salah satu upaya mengatasi ketimpangan gender dan ekonomi.

BACA JUGA:MAN 1 Bengkulu Selatan Kembangkan Bakat Siswa Melalui Ekstra Tilawah

BACA JUGA:Sektor Kehutanan Jadi Fokus Program Kompensasi Karbon

Saat ini, peran perempuan di Bengkulu sangat terasa di segi sektor ekowisata, pemanfaatan hutan sosial kemasyarakatan, hingga pengolahan komoditas perikanan, seperti pembuatan abon ikan.
"Perkembangan teknologi juga menjadi faktor untuk membuat sesuatu menjadi lebih mudah dan lebih bernilai," kata Rohidin.

BACA JUGA:Uang Palsu Marak Beredar di Bengkulu Selatan, Ini Saran Polisi

BACA JUGA:Pemkab Bengkulu Selatan Tunggu Kepastian Seleksi PPPK

Rohidin menjelaskan, saat ini pengelolaan lahan dan kawasan hutan di Bengkulu memberikan dampak positif. Hal tersebut didukung dengan meningkatnya kesadaran terhadap kesetaraan gender. Ia mencontohkan di kawasan Pal 8, Rejang Lebong, terdapat kelompok perempuan yang berdedikasi untuk mengelola kawasan hutan produktif.

BACA JUGA:Cakada Diingatkan Tidak Gunakan Fasilitas Negara

BACA JUGA:Berantas TPS Liar, Pemdes Diminta Lakukan Hal Ini

"Mereka mengolah kecombrang menjadi dodol. Dampaknya, hutan tidak rusak, tidak ada bencana alam dan ekonomi mereka pun terbantu," kata Rohidin.
Direktur Eksekutif Genesis, Egi Saputra, mengatakan dari pendataan dan konsultasi yang mereka lakukan, diketahui bahwa hampir di setiap kabupaten di Provinsi Bengkulu, perempuan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti perempuan di sekitar perusahaan tambang. Hingga saat ini masih berjuang mempertahankan haknya atas tanah.

BACA JUGA:Tingkatkan Kapasitas Keprotokolan, Pemprov Bengkulu Gela Bimtek

BACA JUGA:Polisi Dan Warga Desa Talang Padang Amankan Dua Pria, Berada Di Kebun Sawit Malam Hari, Ini Yang Dilakukan

"Perempuan di sekitar kawasan hutan yang masih berjuang mendapatkan akses dan pengakuan terhadap ruang kelolanya, serta perempuan pesisir yang menghadapi kesulitan mengakses sumber daya laut," kata Egi.

(cia)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan