Persaingan Merek dan Kebijakan Pemerintah Picu Penurunan Harga Mobil Hybrid , Konsumen Kini Diuntungkan

Radarselatan.bacakoran.co - Pasar otomotif Vietnam tengah mengalami pergeseran signifikan seiring turunnya harga mobil hybrid secara drastis.

Dulu dikenal mahal dan sulit dijangkau oleh konsumen umum, kini mobil hybrid mulai ditawarkan dengan harga yang bahkan lebih murah dibandingkan mobil bermesin bensin di segmen yang sama.

Penurunan harga ini didorong oleh persaingan ketat antar merek, kemajuan teknologi, serta kebijakan insentif pemerintah.

BACA JUGA:Beredar Konsep Yaris Terbaru, Balutan Desain Modern dan Teknologi Hybrid

Persaingan Meningkat, Harga Semakin Terjangkau

Salah satu faktor utama yang mendorong penurunan harga adalah masuknya banyak pabrikan ke segmen hybrid. Jika sebelumnya hanya Toyota yang konsisten mengembangkan kendaraan hybrid, kini merek-merek seperti Honda, KIA, Suzuki, bahkan sejumlah produsen asal Tiongkok turut meramaikan pasar.

Produksi massal dan efisiensi rantai pasokan menjadi kunci dalam menekan harga jual.

Sebelumnya, mobil hybrid di Vietnam umumnya hanya tersedia dalam varian tertinggi dengan harga yang cukup tinggi, sehingga sulit dijangkau masyarakat umum.

BACA JUGA:Honda Siap Perluas Lini Hybrid, City Generasi 6 dan SUV 3 Baris Baru

Namun Suzuki pernah mencoba strategi berbeda dengan meluncurkan Ertiga Hybrid, meskipun akhirnya dihentikan karena penjualan tidak memenuhi harapan.

Langkah tersebut dilanjutkan dengan peluncuran Suzuki XL7 Hybrid seharga 599 juta dong, menggantikan sepenuhnya varian bensin konvensional.

Tak lama kemudian, Suzuki Swift Hybrid juga diperkenalkan dengan harga mulai dari 569 juta dong, menjadi mobil hybrid termurah di pasar Vietnam saat ini.

Meski demikian, keduanya masih menggunakan teknologi Mild Hybrid yang hanya membantu saat akselerasi, menyalakan ulang mesin, dan memulihkan energi pengereman, bukan sepenuhnya digerakkan oleh listrik.

BACA JUGA: Masalah Kaca Atap, Toyota Tarik Hampir 1.500 Unit Yaris Cross Hybrid di Vietnam