Kurun 3 Hari, 18 Ekor Sapi Dilaporkan Mati Mendadak, Hanya 3 Ekor Yang Sempat Dipotong

Tim Distan Bengkulu Selatan melakukan penanganan hewan ternak sakit di Desa Talang Padang Pino Raya, Selasa (6/5/2025) pagi-Rezan-radarselatan.bacakoran.co

“Untuk sementara ini, memang kawasan Pino Raya ini bisa dikatakan zona merah penyakit ngorok komplikasi jembrana. Karena memang Pino Raya ini bisa dikatakan sudah endemic jembrana,” ujar Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Bengkulu Selatan, Ikat Aliman, SE.

BACA JUGA:Semakin Aneh Saja, Ayah Kandung Gagahi Putrinya yang Masih Bocah Sampai Melahirkan

Lanjut Ikat, per hari Selasa (6/5/2025), sudah ratusan dosis obat hingga vitamin sudah disuntikkan ke  hewan ternak. Tak hanya itu, pihakya juga sudah membagikan lebih dari 500 kaplet desinfektan untuk sterilisasi kandang ternak.

“Jadi tim kami sudah berupaya maksimal, kamipun sudah berusaha agar kedepan wabah penyakit ternak ini bisa ditangani sampai betul-betul habis,” jelasnya.

BACA JUGA:Penguatan Budaya Kerja ASN Dengan BerAKHLAK

Namun lanjut Ikat, peternak juga boleh melakukan pengobatan alternatif di luar penanganan tim Distan. Hal ini agar memaksimalkan proses penyembuhan ternak dan menekan angka kematian yang persentasenya sangat tinggi.

“Dibandingkan serangan virus yang lain, penyakit ngorok ini tingkat kematiannya sangat tinggi. Bahkan, lebih dari 80 persen tingkat kematian sakit ngorok dibandingkan penyakit akut ternak lainya,” tukasnya.

Turun Dratis

Di sisi lain, di tengah banyaknya hewan ternak terpapar penyakit ngorok. Harga jual ternak masyarakat turun drastis.

Ini karena pembeli tidak berani mengambil barang dalam jumlah besar lantaran beresiko. Seperti dikatakan salah seorang peternak, Buyung Masna (63), ketika dia ingin menjual satu ekor indukan berukuran besar, toke hanya sanggup membeli seharga Rp2 juta.

BACA JUGA:Pencaker Harus Berani Merantau Ke Luar Negeri

“Tapi mau bagaimana lagi, daripada ternak kami mati sia-sia mending dijual,” kata Buyung.

Meskipun merasa sedih kata Buyung, dirinya sudah menjual lebih dari tujuh ekor ternak. Uang hasil penjualan lalu ditabung untuk kebutuhan pembenahan kandang ternak sekaligus biaya pengelolaan.

BACA JUGA:Pemkab Bengkulu Selatan Optimis Raih WTP

“Rencana saya, kedepan itu memang tidak akan lagi ternak model gembala. Nanti ternak akan saya kandangkan 100 persen alias ternak intensif,” pungkasnya. (rzn)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan