Pentingnya MVP Sebagai Validasi Pasar untuk Bisnis

Pebisnis bisa menghindari kesalahan ini dengan membuat Minimum Viable Product untuk membantu mengeksplorasi produk dan fitur baru dengan pengguna nyata-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

RadarSelatan.bacakoran.co - Pebisnis bisa menghindari kesalahan produk dengan membuat Minimum Viable Product (MVP). Ini pentingya MPV sebagai validasi pasar untuk bisnis.
1. Mengurangi Resiko
Menurut laporan dari CB Insight, 42% pebisnis pemula gagal karena tidak adanya ‘kebutuhan pasar’. MVP mengurangi risiko ini dengan memvalidasi kecocokan produk dengan pasar sejak awal proses pengembangan dengan menguji hipotesis dan menjawab pertanyaan bisnis.

BACA JUGA:7 Air Terjun Terbaik di Kalimantan Selatan, Sejuk dan Indah, Cocok Untuk Tempat Menenangkan Diri

BACA JUGA:7 Wisata Populer dan Terbaru di Kalimantan Barat, Surga Tersembunyi di Negeri Seribu Sungai

2. Efisiensi Biaya dan Waktu
Biaya pengembangan yang lebih rendah. Berdasarkan laporan functionize, memperbaiki kesalahan perangkat lunak setelah produk dirilis bisa hingga 100 kali lebih mahal dibandingkan memperbaikinya selama fase desain.
Dengan pendekatan Minimum Viable Product yang bertahap dan berulang, pebisnis dapat mengurangi biaya perbaikan karena masalah bisa diidentifikasi dan diperbaiki lebih awal.

BACA JUGA:3 Fakta Unik Nuca Molas di NTT yang Mirip Isla Nublar di Jurassic Park

BACA JUGA: Honda T360 2025, Mini Pikap dengan Daya Kompak dan Desain Modern

Terdapat pendekatan yang umum dapat digunakan untuk menguji MVP, di antaranya:
1. Membangun Audiens
Mengumpulkan minat konsumen terhadap produk kita menjadi satu wadah, misalnya ‘membuat website’ yang berisi detail informasi produk, manfaat, perbandingan keunggulan antara kita dengan kompetitor, sediakan kolom untuk menangkap email, atau mengambil lebih banyak informasi lebih baik.
Setelah itu, pebisnis bisa mengukur data berapa banyak registrasi, dan wait lister (daftar tunggu). Berdasarkan angka data tersebut, kita bisa memanfaatkan MVP sebagai kepastian bahwa banyak pelanggan yang tertarik membeli atau meminta pendanaan ke investor.
2. Pre-order / Pre-sales
Melibatkan pengambilan pre-order atau crowdfunding untuk mengumpulkan dana untuk proyek kreatif pebisnis sebelum produk sepenuhnya dibangun untuk menghasilkan minat dan dukungan.

BACA JUGA:Honda CL 250, Pilihan Sepeda Motor Operasional Yang Tepat, Mesin Tangguh Bisa Diajak Kemana Saja

BACA JUGA:Eks Kepala SMK IT AL Malik Jalani Hukuman Penjara 4 Tahun, Asetnya Terancam Dilelang

3. The Fake ‘Door’
Produk yang tidak berfungsi bisa diklik oleh pengguna untuk menunjukkan minat mereka. Misalnya, Restoran menyediakan salah satu menu yang terlihat ada di lembaran atau aplikasi, tetapi sebenarnya tidak ada.
Konsumen melihat menu makanan di aplikasi, tapi saat kita coba pesan, muncul pesan bahwa makanan itu belum tersedia. Tujuan dari ini adalah untuk mengukur seberapa banyak orang yang tertarik dengan makanan tersebut.
Secara sederhana, Minimum Viable Product (MVP) bukanlah produk akhir, melainkan sebuah proses untuk belajar dengan usaha ‘seminimal mungkin atau versi paling dasar’, yang dibuat secepat mungkin dan semurah mungkin namun tetap memungkinkan tim untuk mendapatkan wawasan yang berharga untuk pengembangan produk.

Editor: Suswadi AK

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan