radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Setelah sebelumnya sempat nyungsep di angka Rp2 ribuan per kilogram. Saat ini harga jual jagung pipil mulai berangsur membaik.
Per Jumat (13/9/2024), harga jagung pipil ditingkat petani menyentuh Rp4700 per kilogram.
BACA JUGA:Jalan Sentra Produksi di Desa Lubuk Tapi Bikin Petani Menjerit
Hanya saja, harga tersebut bukan merupakan harga beli setelah panen langsung, melainkan jagung yang sudah benar-benar kering dengan kadar air maksimal lima persen.
Bobi (35) pengepul jagung pipil mengatakan, perubahan harga ini terjadi sejak kran ekspor jagung ke Singapura dan Malaysia kembali lancar.
Dirinya berkeyakinan beberapa bulan kedepan harga jagung terus melejit hingga tembus diatas Rp6 ribu per kilogram.
BACA JUGA:Bengkulu Siapkan 1.000 Dosis Vaksin Rabies
“Harga Rp4700 per kilogram itu sudah termasuk operasional kami mengambil ke lahan. Jadi memang harga ini sama selagi masih di area Bengkulu Selatan. Kalau kami mengambil ke lahan yang lebih jauh lagi, tentu ada biaya potongan untuk BBM dan upah kernet,” ujarnya kepada Rasel, Jumat (13/9/2024) siang.
Lanjut Bobi, meski sudah ada perubahan harga, namun belum berbanding lurus dengan jumlah panen yang didapat petani.
Saat ini, hasil produksi panen jagung petani turun lebih dari 60 persen dibandingkan periode pertengahan tahun 2023 lalu. Salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan produksi tersebut karena cuaca panas.
BACA JUGA:Satu Desa di Seluma Terancam Tidak Bisa Cairkan DD Tahap II
“Ada juga tanaman jagung petani yang terserang hama ulat dan gagal panen, salah satunya di Kabupaten Seluma. Jadi memang tahun ini kami anggap banyak pesakitan untuk produksi jagung pipil,” imbuhnya.
Sementara untuk harga jagung cacah, Bobi menyebut per kilogram tembus di angka Rp9 ribu. Secara khusus tidak terjadi perubahan harga karena jagung cacah sudah melewati proses di mesin, sehingga pengelola mempertimbangkan biaya operasional.
BACA JUGA:Tak Setor Pajak, Warga Bengkulu Utara Rugikan Negara Rp186 Juta
“Yang jelas harapan kami tentu harga jagung kedepan ini lebih tinggi lagi, karena kasihan petani kalau harganya jauh di bawah pasaran,” demikian Bobi. (rzn)