radarselatan.bacakoran.co, SELUMA UTARA - Motif kasus penganiayaan terdahadap Mulyadi (53) dan anaknya Endi (31) warga Kelurahan Bunga Sembayat Kecamatan Seluma Timur perlahan mulai terungkap.
Mulyadi dan Endi diduga terlibat perkelahian dengan Ardan (54) bersama dua orang anaknya JK (15) dan RK (13) warga Kelurahan Bunga Mas Kecamatan Seluma Timur.
BACA JUGA:Satu Orang Terduga Pelaku Penganiayaan Di Seluma Masih Diburu, 2 Orang meninggal Dievakuasi Pagi Ini
Belakangan berkembang informasi bahwa perkelahian yang berujung penganiayaan itu dipicu sengketa batas kebun.
Meskipun pada akhirnya Ardan dan RK tewas dilumpuhkan karena menyerang polisi menggunakan senjata tajam saat akan ditangkap.
Namun Lurah Puguk Kecamatan Seluma Utara, Amir Martono mengatakan, awal keributan yang terjadi dipicu masalah tapal batas kebunan kopi milik keduanya yang masih masuk dalam wilayah Kelurahan Puguk.
BACA JUGA:Penagkapan Terduga Kasus Penganiayaan Di Seluma Tiga Orang Meninggal Dunia
Keduanya sama sama mempertahankan argumen masing masing dan terjadilah perkelahian.
"Keributan itu dipicu masalah batas perkebunan. Karena kebun mereka bersebalahan. Mereka berkebun kopi di wilayah Puguk," tegas Amir Martono.
Lebih lanjut, Lurah Puguk perkebunan mereka berada jauh dari Kelurahan Puguk. Jarak dari Puguk ditempuh menggunakan kendaraan sejauh 4,5 KM dengan akses jalan yang sangat buruk.
BACA JUGA:Berkelahi di Kebun Kopi, Bapak dan Anak Warga Seluma Ini Terkapar Tak Berdaya
Kemudian berjalan kaki lagi selama 2,5 jam untuk bisa sampai ke lokasi perkebunan.
"Lokasi perkebunannya jauh, kami tadi malam hanya bisa membantu evakuasi anggota Polres Seluma yang meninggal. Sedangkan dua orang warga yakni Ardan dan anaknya JK masih berada di lokasi. Pagi ini anggota Polres Seluma masih di TKP. Kami bersama warga juga akan menyusul membantu," tegasnya. (rwf)