Oleh : Dr. KH. Abdullah Munir, M.Pd
Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah.
Pada pagi yang penuh berkah dan kebahagiaan ini, marilah kita tundukkan segenap jiwa dan raga kita di hadapan Allah swt dengan cara selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan, selalu ingat kepada Allah sehingga kita senantiasa diliputi ketenangan batin dalam kehidupan ini.
Berbicara Idul Adha tidak dapat dipisahkan dari kisah kekasih Allah, yaitu Nabi Ibrahim AS. Sosok Nabi yang rela mengorbankan apapun demi meraih cintanya kepada Sang Pencipta.
BACA JUGA:Jaga Kesehatan Peserta Didik Sekolah Berasrama, Lakukan Pengecekan Kesehatan Rutin
Kecintaan Nabi Ibrahim kepada Allah tidak semulus yang dikira, kecintaannya penuh dengan lika liku ujian dan cobaan.
Hal ini sebagai konsekuensi, bahwa setiap orang yang mengaku cinta dan beriman kepada Allah, tentu tidak bisa lepas cobaan dan ujian.
Ketika seseorang sudah mengucapkan dua kalimat syahadat, secara otomatis dan harus disadari juga bahwa dia sudah siap menerima ujian yang akan diberikan oleh Allah, sebagaimana firman Allah:
BACA JUGA:Pemkab Seluma Sudah Entaskan 3000 Lebih RTLH
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?” (Qs. al-Ankabut: 2).
Ujian yang diberikan Allah kepada manusia bukan bertujuan untuk melemahkan manusia, tapi untuk mengukur sejauh mana manusia itu benar-benar beriman dan cinta kepada Allah dalam kondisi apapun dan di manapun.
BACA JUGA:Perbaikan Jalan Fatmawati Segera Dikerjakan
Sikap yang paling bijak dalam menghadapi ujian atau cobaan dari Allah swt adalah mengambil hikmah atau menjadikan pelajaran penting untuk bekal meniti kehidupan ini lebih baik lagi.
Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar. Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah. Perlu kita ketahui bersama, bahwa tingkat spriritualitas seseorang dapat dilihat dari kesehariannya hidup berdampingan dengan orang lain.
BACA JUGA:Curnak Kembali Beraksi, Dua Ekor Sapi Warga Nanjungan Mati