radarselatan.bacakoran.co, KAUR SELATAN - Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) dinilai terlambat membantu memadamkan api yang melalap rumah Ita (34) warga Desa Padang Genteng Kecamatan Kaur Selatan, Kamis (25/4/2024) malam.
Hal itu membuat rumah semi permanen yang dilalap si jago merah rata dengan tanah. Warga pun sempat emosi dengan petugas.
BACA JUGA:Kades Suka Bandung Diberi Waktu 3 Bulan untuk Berubah
Mobil Damkar baru tiba setelah api berhasil dipadamkan warga. Itupun rumah sudah tidak dapat diselamatkan, ludes terbakar.
Kades Padang Genteng Kairul, mengatakan akibat insiden itu 80 persen rumah korban habis terbakar. Insiden itu membuat korban mengalami kerugian ratusan juta rupiah.
"Salah satu warga melihat api mulai membumbung tinggi sekitar pukul 21.05 WIB. Diduga kebakaran akibat korsleting listrik," kata Kades.
BACA JUGA:Dewan Dorong Penyediaan Kontainer Sampah Disetiap Desa
Keterlambatan petugas Damkar nyaris menyulut emosi warga. Namun setelah diberikan penjelasan oleh aparat, akhirnya massa yang emosi tidak meluapkan emosinya kepada mobil Damkar.
Warga setempat Airullah (35), mengatakan warga tersulut emosi karena kedatangan mobil Damkar di saat seluruh rumah sudah ludes terbakar.
"Untung cepat ditenangkan. Jadi tidak membuat warga khilaf. Warga menyesalkan mobil pemadam kebakaran terlambat, padahal tidak ada rintangan jalan. Nggak tahu juga apa alasannya (terlambat)?" ungkap Airullah.
BACA JUGA:Harga Jual Beras Masih Tinggi di Pasaran
BACA JUGA:Harga Pupuk Non Subsidi Berangsur Naik
Terpisah, Kabid Damkar Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kaur, Jhon Afrizal, ST mengaku lokasi Pos Damkar yang berada di kawasan perkantoran Padang Kempas dan jarak sumber air yang jauh menjadi penyebab mobil Damkar sering tiba terlambat di lokasi kebakaran.
"Sebenarnya respon anggota kita cepat. Tapi dari kantor Padang Kempas menuju sumber air di Taman Bineka membutuhkan waktu cukup lama. Belum lagi pengisiannya dan perjalanan ke lokasi. Kami atas nama Damkar meminta maaf atas keterlambatan tiba di lokasi," ungkap Jhon.
Ia menilai posisi yang paling tepat untuk menempatkan armada yakni di pusat Kota Bintuhan. Sehingga mudah menjangkau setiap insiden kebakaran.