“Semua peralatan sekolah kami terendam banjir, baik itu buku, komputer atau fasilitas lain. Setelah kami cek, ada 18 jenis peralatan yang rusak,” ujarnya.
BACA JUGA:15 PPK Selesaikan Rapat Pleno Rekapitulasi Suara
Saat banjir melanda, Darwin mengaku para guru sempat memantau lokasi sekolah, Namun karena hujan deras ditambah penerangan tidak ada karena tiang listrik roboh, guru tidak dapat menyelamatkan peralatan maupun dokumen sekolah.
“Bagian meubeler juga banyak yang rusak. Kami rasa kegiatan belajar mengajar akan terhenti sementara waktu sebelum kondisi betul-betul pulih,” jelasnya.
Jalan Putus
Sementara itu, derasnya arus Sungai Pino menyebabkan jalan utama menuju kawasan TPI Pantai Mengkudum putus total.
Jalan yang sebelumnya lancar dilewati kendaraan nelayan, hanya tersisa sekitar 50 sentimeter saja dan dipastikan tidak bisa dilewati semua jenis kendaraan.
BACA JUGA:Serangan DBD Mengkhawatirkan, Seminggu Bertambah 12 Kasus
Tak hanya itu, satu unit perahu fiber milik nelayan, Daus (50), dikabarkan tenggelam terseret arus sungai.Nelayan setempat tengah berjibaku menyelamatkan perahu yang masih terikat di batang kelapa.
"Air mulai naik itu sekitar pukul 01.00 WIB dini hari tadi (22/2/2024). Arusnya sangat kencang hingga membuat jalan Mengkudum putus," ujar Ketua Nelayan Mengkudum, Sis Sony (38).
BACA JUGA:PSU TPS 1 Desa Suka Menanti (Tidak) Akan Dilaksanakan
Sis Sony belum bisa memastikan berapa total peralatan tangkap yang rusak dan hilang akibat musibah tersebut.
Pasalnya para nelayan kesulitan menjangkau titik utama TPI karena arus sungai yang sangat kencang.
"Untuk nelayan yang di tengah lautan, kami pastikan tidak ada. Karena melihat cuaca buruk kemarin (Rabu, 21/2/2024) nelayan semuanya memilih istirahat melaut," pungkas Sis Sony. (rzn)