Tromol lebih tahan debu dan lumpur, serta biaya perawatannya jauh lebih murah dibandingkan cakram.
Walau di beberapa negara DT175 tersedia dengan rem cakram depan, versi tromol tetap menjadi yang paling banyak digunakan.
BACA JUGA:All New Honda XRM 125, Motor Bebek Trail Irit BBM dan Bermesin Tangguh, Cocok Untuk Petualang Sejati
BACA JUGA:Honda Retro Kembali, Kini dengan Semangat Petualangan Sejati Menusung DNA Trail CRF
Karakter dual-sport pada DT175 menjadikannya legal di jalan raya, namun tetap tangguh untuk jalur off-road.
Dulu, motor ini dipasarkan ke banyak negara, tapi mulai dibatasi seiring ketatnya regulasi emisi di era 90-an dan 2000-an awal.
Meskipun demikian, Yamaha masih memproduksi dan menjual DT175, terutama di beberapa negara Afrika dan Amerika Latin seperti Brazil dan Kolombia.
Tak hanya itu, UNICEF pun menjadikan motor ini sebagai kendaraan operasional di daerah pedalaman—berkat bobot ringan hanya 107 kg, membuatnya mudah dikendalikan meskipun bermesin 171 cc.
Di Uganda, DT175 terbaru masih dijual secara resmi dengan harga sekitar 13.505.000 shilling Uganda atau setara Rp61 juta.
BACA JUGA:Suzuki Resmi Luncurkan Motor Trail Keren, Harga Murah Siap menerjang Semua Jenis Lintasan
BACA JUGA:Ganteng Banget, New Suzuki Cross Trail Meluncur 2025, Siap Melibas Medan Berat
Harga ini memang bukan yang termurah, tapi dengan durabilitas dan keandalannya, DT175 tetap menjadi pilihan favorit bagi pengguna motor pekerja di medan ekstrem.
Yamaha DT175 bukan sekadar nostalgia. Ia adalah bukti bagaimana desain klasik bisa tetap relevan jika dipadukan dengan ketahanan dan kemudahan perawatan.