RadarSelatan.bacakoran.co, BENGKULU - Standar Operasional Prosedur (SOP) dinilai penting dalam perjalanan wisata guna menjamin kualitas pelayanan dan keamanan penumpang, termasuk kapal wisata. SOP itu termasuk pembatasan jumlah penumpang sesuai kapasitas kapal.
Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Usin Abdisyah Sembiring mengatakan, kasus karamnya kapal wisata yang terjadi pada Minggu lalu perlu menjadi perhatian banyak pihak.
BACA JUGA:Demi Kelestarian Hutan, Polres Bengkulu Selatan Dukung Relawan Masyarakat Mitra Polhut
BACA JUGA:Pajak Kendaraan Naik, Ombudsman Buka Ruang Konsultasi Bagi Masyarakat
“Perlu adanya SOP yang ketat untuk menjamin keselamatan, kenyamanan penumpang,” kata Usin.
Menurut Usin, kapal wisata tidak boleh disamakan dengan kapal nelayan atau kapal angkutan lainnya. Jika tidak memungkinkan perjalanan wisata bisa ditunda.
Apalagi saat ini kondisi cuaca di Bengkulu sedang mengalami hujan dan angin kencang.
BACA JUGA:Pemkab Bengkulu Selatan Siapkan Dana TPP ASN Rp 75 Miliar, Pencairannya?
BACA JUGA:Janin di Pantai Pasar Bawah Diduga Hasil Hubungan Terlarang, Polisi Lakukan Autopsi
“Kalau tidak memungkinkan perjalanan wisata harus ditunda,” kata Usin.
Usin mengakui, musibah yang terjadi memang tidak bisa dihindari. Meskipun demikian untuk meminimal risiko, bisa dilakukan dengan mengikuti aturan yang ditetapkan.
BACA JUGA:BPKAD Kaur Gelar Program Gebyar Wajib Pajak Berhadiah Sepeda Listrik
BACA JUGA:KKT Tolak Tabot Digelar di Sport Center
“Apalagi perjalanan wisata ke Pulau Tikus ini cukup menjanjikan. Kedepannya diharapkan tidak ada lagi kejadian serupa,” kata Usin.
(cia)