RadarSelatan.bacakoran.co - Dengan adanya kemungkinan interasi yang kurang baik yang akan ditimbulkan suplemen yang mengandung kayu manis akan menganggu efektivitas obet-obatan yang sedang dikonsumsi.
Dilansir dari EatingWell pada Selasa (29/4), para peneliti dari University of Mississippi melakukan simulasi kondisi saluran pencernaan menggunakan asam lambung, sel hati dan usus, serta enzim di laboratorium.
Yang bertujuan untuk memastikan kandungan senyawa terkandung dalam kayu manis yang bisa diserap oleh tubuh, atau istilahnya bioaksesibilitas.
BACA JUGA:Manfaat Tak Terduga Kayu Manis untuk Kesehatan, Penderita Diabetes Pasti Senang
BACA JUGA:Bengkulu Kembangkan Kawasan Kebun Tanaman Buah dan Obat
Studi ini juga mengevaluasi bagaimana tubuh memecah senyawa kayu manis dan bagaimana senyawa tersebut berinteraksi dengan reseptor xenobiotik—reseptor khusus dalam tubuh yang bertugas mendeteksi dan merespons zat kimia asing, termasuk kandungan dalam kayu manis.
Pengujian dilakukan terhadap berbagai komponen aktif kayu manis, seperti minyak kayu manis, sinamaldehida, dan asam sinamat, dalam kondisi yang menyerupai keadaan perut kosong dan setelah makan.
Masing-masing senyawa ditambahkan ke dalam simulasi tersebut, dicampur, lalu diinkubasi dalam waktu berbeda-beda sebelum dianalisis.
BACA JUGA:Cara Mengobati Buah Mangga Busuk dan Banyak Ulat, Dijamin Buah Matang Sempurna Tanpa Insektisida
BACA JUGA:Catat Bila Perlu, Ini Cara Mengobati Sakit Gigi Berlubang
Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa cinnamaldehyde dapat mengaktifkan reseptor xenobiotik secara moderat.
Artinya, zat ini berpotensi menyebabkan interaksi antara suplemen herbal dan obat-obatan, yang pada akhirnya dapat mengganggu penyerapan atau mengurangi efektivitas obat.
“Penggunaan suplemen kayu manis secara berlebihan bisa mempercepat proses pembersihan obat dari tubuh, sehingga mengurangi efektivitasnya,” Jelas salah satu peneliti.
BACA JUGA:Miras dan Penyalahgunaan Obat Diduga Jadi Pemicu Utama Kriminal
BACA JUGA:Cara Mengecek Keamanan Obat Menurut BPOM
Meski simulasi tersebut mencerminkan kondisi dalam tubuh manusia, para peneliti mengakui bahwa hasilnya masih berupa hipotesis dan belum terbukti secara klinis.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kayu manis dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah, serta mendukung kestabilan gula darah.
Namun, jenis kayu manis yang digunakan juga memengaruhi potensi interaksinya terhadap obat.
BACA JUGA:Obat Penurun Berat Badan Ini Diduga Memicu Kerontokan Rambut
BACA JUGA:Bangga! TasteAtlas Nobatkan Kopi Indonesia dalam Daftar Kopi Terbaik Dunia 2025
Minyak kayu manis dan kayu manis Ceylon, yang sering disebut “kayu manis asli,” dinilai relatif aman dan memiliki risiko interaksi obat yang rendah.
Sebaliknya, kayu manis cassia yang banyak dijumpai di Amerika Serikat, mengandung kadar kumarin yang lebih tinggi—zat yang diketahui dapat mengencerkan darah.
Konsumsi kayu manis cassia dalam jumlah besar, terutama dalam bentuk suplemen, berisiko bagi mereka yang mengonsumsi obat antikoagulan seperti warfarin (Coumadin), apixaban (Eliquis), clopidogrel (Plavix), atau aspirin.
BACA JUGA:Linau Dinobatkan Sebagai Desa Cantik di Kabupaten Kaur
BACA JUGA:Walang Sangit, Serangga Kecil Berbau Tak Sedap, 4 Obat Ini Ampuh Kendalikan Walang Sangit Pada Tanaman Padi
Menurut Jessica Ball, MS, RD, editor nutrisi senior, banyak penelitian tentang interaksi kayu manis terhadap obat dilakukan menggunakan minyak kayu manis atau konsentrasi sinamaldehida yang jauh lebih tinggi daripada yang biasa diperoleh dari kayu manis sebagai bumbu masakan.
Walau demikian, ia menyarankan agar rempah-rempah digunakan dalam jumlah wajar, dan tetap berhati-hati saat memilih suplemen, termasuk yang berasal dari bahan alami sekalipun.