radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA - Penipuan di media sosial sudah sering terjadi dan telah banyak masyarakat yang menjadi korban.
Anehnya, meski sudah banyak masyarakat yang sadar menjadi korban penipuan di media sosial.
BACA JUGA:Konflik Nelayan, DPRD Kaur Siap Perjuangkan Perda yang Jamin Aktivitas Nelayan
Modus penipuan itu masih sering terjadi. Pelaku pun berhasil mengecoh korban. Kok bisa?
Kapolres Bengkulu Selatan AKBP Florentus Situngkir SIK mengatakan, hal itu terjadi karena masyarakat belum pintar dan bijak dalam menggunakan media sosial.
Masyarakat wajib teliti dalam bermain media sosial agar tidak mudah tergiur dengan rayuan oknum penipu.
“Kalau masyarakat cerdas dan bijak dalam bermain media sosial. Tentu pelaku penipuan tidak akan leluasa melancarkan aksinya. Dan masyarakat pun bisa melindungi diri sendiri agar tidak menjadi korban penipuan dengan modus tersebut,” kata Kapolres.
BACA JUGA:Banggar dan TAPD Godok RAPBD 2025, Waktunya Singkat, Optimis Tepat Waktu
Salah satu modus yang dilakukan penipuan melalui sosial media adalah pembajakan akun sosial media.
Akun yang dibajak atau dihack digunakan untuk melancarkan aksinya. Seperti melakukan penipuan dengan pura-pura meminta uang dan pulsa. Jika tidak diteliti, banyak yang tertipu hingga memberikan uang kepada pelaku.
Agar akun media sosial, pemilik atau pengguna akun diimbau tidak mempedulikan jika ada pemberitahuan yang tidak penting, seperti ada SMS ataupun permintaan persetujuan pengaktifan akun pada perangkat lain.
BACA JUGA:Dijanjikan Voucher Pulsa dan Kosmetik, Paman Gagahi Keponakan Sendiri
“Akun media sosia harus diberi keamanan yang baik supaya tidak mudah dijebol atau dibajak oleh orang lain.
Kalau misalkan akun sudah dibajak, sebaiknya cepat beritahukan orang terdekat agar tidak ada yang menjadi korban kejahatan oleh pelaku yang membajak akun,” saran Kapolres. (yoh)