Pabrik CPO Mini Ditutup, Puluhan Buruh di Seluma Kehilangan Mata Pencarian
![](https://radarselatan.bacakoran.co/upload/b92b6fa281049ac7031ec2e9ba707199.jpg)
IBU-IBU: Puluhan ibu-ibu yang merupakan buruh Pabrik CPO Mini di Kelurahan Padang Rambun meminta Pemkab Seluma mengizinkan pabrik tempat mereka bekerja kembali beroperasi-Ahmad Fauzan-radarselatan.bacakoran.co
RadarSelatan.bacakoran.co, TAIS - Penutupan pabrik Crude Palm Oil (CPO) mini di Kelurahan Padang Rambun Kecamatan Seluma Selatan mengakibatkan puluhan buruh terutama para ibu-ibu kehilangan mata pencarian.
Masyarakat di Kelurahan Padang Rambun dan sekitarnya berharap agar ada Pertimbangan dari Pemkab Seluma terkait penutupan pabrik CPO mini ini sejak Senin (5/8) kemarin.
BACA JUGA:Dandim Cup 2024 Resmi Dibuka, FKPD Bengkulu Selatan Dapat Mendali Emas
BACA JUGA:BMKG Keluarkan Peringatan Dini, 12 Wilayah Ini Dilanda Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang
Puluhan ibu-ibu ini Selasa siang mendatangi pabrik CPO mini yang ada di Kelurahan Padang Rambun. Serta meminta agar Pemkab Seluma kembali membuka operasi pabrik CPO mini tersebut.
Penutupan pabrik Crude Palm Oil (CPO) mini di Kelurahan Padang Rambun Kecamatan Seluma Selatan mengakibatkan puluhan buruh terutama para ibu-ibu kehilangan mata pencarian-Ahmad Fauzan-radarselatan.bacakoran.co
Salah seorang buruh, Eva warga setempat Kelurahan Padang Rambun menyayangkan langkah Pemkab Seluma menutup Pabrik CPO mini tersebut.
Dia beranggapan keputusan yang diambil pemerintah tergesa gesa. Mengenai limbah pabrik, dia mengatakan langsung diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan untuk pupuk.
BACA JUGA:Masih Saja Ada Kasus Stunting, Pemkab Bengkulu Selatan Tetapkan Desa dan Kelurahan Lokus Stunting
BACA JUGA:Harga Kopi Turun, Ingin Harga Kopi Naik Lagi, Petani Lakukan Langkah Ini
“Kalau persoalan limbah, kami rasa bukan kendala. Karena limbah itu ditampung dan langsung diberikan gratis kepada masyarakat yang membutuhkan. Sedangkan untuk asap juga tidak ada kendala karena bahkan bisa dikategorikan minim lantaran pabrik hanya skala kecil,” katanya.
Senada disampaikan Diana pekerja lainnya, dia mengaku kebingungan untuk mencari pekerjaan apabila pabrik ditutup.
Sehingga dirinya meminta agar Pemkab Seluma mengizinkan kembali pabrik itu beriperasi agar warga bisa mendapatkan pekerjaan kembali.
BACA JUGA:Tiba-tiba, Okkie Mundur Dari Pilkada Kaur, Putuskan Tetap Sebagai ASN
BACA JUGA:Perkuat Jaringan Atasi Bencana di Kaur
“Jika memang Pemkab Seluma mau menutup seharusnya dipertimbangkan juga aspek sosial dan ekonomi masyarakat sekitar. Kalu seperti ini siapa yang akan memberi kami nafkah, apakah Pemkab mau memberi kami masing masing Rp 400 ribu perminggu,” tegasnya.
Terpisah, meskipun buruhnya banyak yang mengeluhkan lantaran pekerjaan terancam hilang. Namun pemilik pabrik yakni Didi Supriadi mengaku hanya bisa mengikuti arahan dari Pemkab Seluma.
BACA JUGA:Mantap Dampingi Incumbent, Jonaidi Mundur Dari DPRD Provinsi
BACA JUGA:Rajut Nusantara, Anggota DPD RI Menyerahkan Duplikat Bendera Merah Putih ke Kaur