Sejarah Black Ivory, Kopi Termahal Didunia, Berasal Dari Kotoran Gajah Disulap Menjadi Minuman Nikmat
Pemberian pakan buah kopi kepada gajah untuk menghasilkan black evory, kopi termahal di dunia-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
RadarSelatan.bacakoran.co - Kopi Black Ivory atau kopi gajah menjadi populer karena harganya yang mahal dan rasanya yang nikmat.
Namun sebelum kopi ini bisa dinikmati, prosesnya cukup panjang. Kopi ini tidak serta merta langsung bisa dinikmati setelah dipetik dari pohon.
Tetapi memerlukan proses panjang dan melibatkan hewan gajah sebagai mesin produksinya.
BACA JUGA:6 Fakta Mengejutkan Tentang Kopi Pahit, Nomor 2 Bikin Banyak Orang Tak Percaya
Black Ivory terkenal sebagai kopi yang berasal dari Thailand, padahal awal mula kopi ini diproduksi bukan di Thailan.
Pertama kali kopi ini ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM).
Karena rasanya yang enak dan citarasa yang khas, akhirnya kopi ini dikembangkan oleh seorang pengusaha Kanada bernama Blake Dinkin.
Pada saat itu, Dinkin terlibat dalam produksi kopi luwak yang berada di Ethiopia.
Namun, setelah setahun ia bekerja di sana, ternyata terdapat kendala atau permasalahan dalam memproduksi kopi luwak.
BACA JUGA:Usaha Kopi Sembilan 8 di Kaur Mendapat Perhatian Bank Indonesia
Kendala tersebut terkait dengan etika terhadap hewan luwak atau musang dalam memproduksi kopi.
Kelayakan hidup musang pun sangat tidak diperhatikan, bahkan kandang musangnya juga sangat mengerikan dan tak layak untuk ditempati hewan.
Kemudian Dinkin memutuskan untuk melakukan riset tentang kelayakan gajah dan juga jenis buah kopi yang akan diberikan sebagai pakan gajah untuk diambil bijinya.
Awalnya, uji coba produksi kopi dari kotoran gajah ini dilakukan di negara Kanada selama dua tahun. Selanjutnya, kopi gajah mulai disempurnakan prosesnya di kampung gajah kerdil di Sumatera, Indonesia.
Tetapi produksinya belum cukup maksimal, sehingga Dinkin memutuskan untuk memproduksi kopi di negara Thailand, tepatnya di Chiang Rai.
Karena di daerah itu banyak gajah, Dia bekerja sama dengan The Golden Triangle Asian Elephant Foundation, badan amal pemerintah Thailand yang melindungi gajah dengan lingkungan yang layak.
BACA JUGA:5 Jenis Klon Kopi Robusta Yang Wajib Diketahui Petani, Manakah Yang Lebih Unggul?
Black Ivory Coffee hanya diproduksi selama empat sampai lima tahun di Chiang Rai, kemudian dipindahkan ke Surin karena membutuhkan jumlah gajah yang lebih banyak untuk produksi kopi.
Pada tahun 2017, sekitar 27 ekor gajah menghasilkan 150 kilogram Black Ivory Coffee.
Proses pembuatan Black Ivory diawali dengan memberikan pakan buah kopi kepada gajah.
Biji kopi dicampur dengan bahan makanan lainnya seperti pisang, dedak, dan buah kopi. Setelah sudah dicampur, barulah diberikan kepada gajah.
Waktu yang dibutuhkan bisa sampai 15-30 jam untuk gajah mencerna biji kopi di dalam perut.
Setelah gajah memakan biji kopi, kemudian biji kopi tersebut akan dikeluarkan bersama kotoran gajah.
Umumnya, pemisahan biji kopi ini melibatkan warga setempat, yaitu memisahkan biji kopi yang layak untuk diproses lebih lanjut.
Pemilihan ini dilakukan secara detail agar kopi yang dihasilkan benar-benar berkualitas sangat baik.
BACA JUGA:Rahasia Para Suhu, Ini Cara Memupuk Kopi Agar Berbuah Lebat dan Biji Berenas
Kemudian biji kopi yang sudah dikeluarkan oleh gajah dicuci dan dikeringkan. Setelah kering baru bisa diolah dan menjadi bubuk kopi dengan cita rasa tinggi.
Harga Black Ivory Coffee ini mulai dari Rp1,7 per 35 gram dan bisa mencapai Rp15 juta per kilogram.
Kopi ini juga belum dijual secara bebas karena jumlahnya yang langka dan membutuhkan waktu yang lama dalam memprosesnya.
Kopi ini dapat dibeli di Thailand, Maladewa, dan Abu Dhabi. Uang hasil penjualan kopi ini sebagian dimanfaatkan untuk pelestarian gajah. (**)