5 Jenis Klon Kopi Robusta Yang Wajib Diketahui Petani, Manakah Yang Lebih Unggul?
Contoh salah satu klon kopi robusta indonesia-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co - Belakangan ini sektor perkebunan kopi kembali menggeliat hebat. Hal itu dipicu naiknya harga kopi dunia.
Di Indonesia setidaknya ada beberapa jenis kopi yang dikembangkan. Diantaranya robusta, arabika dan leberika.
Dari tiga jenis kopi itu sudah dikembangkan lagi oleh petani menjadi beberapa klon unggul.
Seperti kopi robusta, setidaknya ada 5 klon unggul yang banyak dikembangkan oleh patani saat ini.
BACA JUGA:Bongkar rahasia Petani Kopi Robusta Senior, Ternyata Seperti Ini, Wajar Buah Selalu Lebat
Berikut 5 klon kpoi robusta yang lagi viral:
1. Klon Parabola
Klon kopi robusta parabola, atau yang sering disebut kopi Lampung Barat, memiliki ciri fisik dengan batang dan ranting yang menyerupai bentuk parabola.
Klon ini lebih tahan terhadap cuaca ekstrem dan serangan hama.
Hasilnya juga cukup stabil dari tahun ke tahun, sehingga sangat direkomendasikan untuk Sobat Tani yang baru memulai penyetekan kopi.
BACA JUGA:Indonesia Kalah Jauh, Ini Daftar 6 Kopi Terenak di Dunia, Tak Ada Dari Indonesia
2. Klon Tugusari
Klon Tugusari sudah sangat terkenal di wilayah Ulubelu dan Lampung Barat.
Dengan ciri fisik yang kokoh dan kaya akan tunas raja, klon ini memudahkan petani untuk mengoptimalkan tunas tersebut.
Tugusari sangat cocok ditanam di wilayah ini karena tahan terhadap hama dan buahnya tidak mudah rontok. Hasilnya pun cukup baik dan stabil dari tahun ke tahun.
BACA JUGA:Prediksi Harga Kopi Tahun 2025, Petani Kopi Harus Jeli Memantau Harga, Seperti Ini Perkiraannya
3. Klon Linggapura
Di wilayah kami, klon ini sering disebut sebagai Linggapura. Ciri fisiknya memiliki buah yang besar, namun sayangnya klon ini tidak tahan terhadap cuaca ekstrem dan buahnya cenderung mudah rontok.
Hasilnya juga kurang stabil dari tahun ke tahun. Meskipun begitu, perawatan klon Linggapura relatif lebih mudah dibandingkan dengan klon Tugusari dan Parabola. Di Ulubelu, klon ini mulai ditinggalkan oleh banyak petani.
BACA JUGA:4 Manfaat Bubuk Kopi Untuk Kesehatan Kulit Wajah, Dijamin Tanpa Efek Samping, Ini Cara Membuatnya
4. Klon Banglan
Klon Banglan memiliki ciri fisik buah yang cenderung lebih kecil dibandingkan dengan klon lainnya.
Ketahanan terhadap cuaca ekstrim juga kurang baik, dan hasil buahnya dianggap kurang maksimal oleh para petani.
Oleh karena itu, kami tidak merekomendasikan penyetekan klon Banglan.
BACA JUGA:Selain Penghasil Kelapa Sawit dan Kopi, Bengkulu Juga Potensial Untuk Pembangunan Tambak Udang, Ini Lokasinya
5. Klon Kumari
Klon Kumari dikenal karena penyetekannya melalui tunas, bukan ranting. Meskipun ada yang menggunakan ranting, penyetekan tunas lebih umum dilakukan.
Namun, perlu diingat bahwa sebaiknya tidak lebih dari 20% dari total tanaman di kebun yang menggunakan klon Kumari.
Klon ini sangat tergantung pada pemupukan karena penyerapan makanannya cukup besar, sehingga bisa memberatkan petani yang terbatas dalam hal pupuk.
Namun perlu diingat, setiap jenis klon kopi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pemilihan klon yang tepat sangat bergantung pada kondisi lahan, iklim dan perawatan. (**)