Solusi Atasi Pupuk Mahal, Modal Rp 12 Ribu Bisa Gantikan 20 Karung Dolomit, Ini Caranya

Cara membuat pupuk pengganti dolomit-istimewa-radarselatan.bacakoran.co

radarselatan.bacakoran.co - Belakangan ini tidak sedikit petani mengeluhkan harga pupuk mahal. Selain harganya mahal ada juga petani di beberapa daerah kesulitan mendapatkan pupuk.

Untuk mengatasi harga pupuk mahal dan ketersediaan yang minim, petani bisa membuat pupuk alternatif sendiri.

Dengan modal yang lebih kecil dan bisa menggantikan pupuk sesuai kebutuhan tanaman petani.

Salah satunya adalah dolomit, petani bisa membuat dolomit sendiri dengan modal hanya Rp 12 ribu bisa menggantikan 20 karung dolomit.

BACA JUGA:Petani Diimbau Manfaatkan Pupuk Buatan Sendiri, Ini 5 Cara Membuat Pupuk Kompos

Bahan yang digunakan untuk membuat pupuk pengganti dolomit yakni 2 kantong kapur bangunan (untuk pengecatan) setiap kantong harganya Rp6.000.

Buah-buahan yang bersifat asam, seperti jeruk dan belimbing wuluh - sekitar 1 kg, Air bersih - 20 liter

Cara membuatnya, masukkan dua kantong kapur ke dalam 20 liter air air dan aduk hingga larut merata.

Kemudian haluskan buah-buahan asam menggunakan blender atau dirajang hingga halus. Kemudian peras hingga keluar airnya.

BACA JUGA:Cara Membuat Pupuk Organik Cair (POC) Super Dahsyat Untuk Cabe Asmoro, Biaya Minim, Ini Caranya

Lalu campurkan buah asam yang sudah dihaluskan dan diperas tadi ke dalam ember yang berisi campuran kapur.

Aduk rata menggunakan alat seperti kayu atau bambu (hindari menggunakan tangan karena prosesnya panas).

Kemudian diamkan larutan ini di wadah tertutup hingga dua atau tiga hari, tujuannya agar terjadi proses permentasi.

BACA JUGA:Cara Membuat Pupuk Dasar Cair, Biaya Murah dan Tanaman Akan Tumbuh Subur

Setelah itu pupuk pengganti dolomit sudah bisa digunakan.

Cara pengempelmentasian 300-500 ml per 20 liter air.

Aplikasikan larutan ini ke media tanam secara merata sebelum penanaman untuk menetralkan pH tanah.

Fungsi larutan pengganti dolomit ini adalah untuk menetralkan keasaman tanah sehingga penyerapan unsur hara oleh tanaman menjadi lebih optimal.

Mengurangi Risiko Penyakit disebabkan oleh jamur dan bakteri di media tanam. (**)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan