Harta Karun Tersembunyi di Bukit Raje Mandare, Nilainya Tak Terhitung, Ladang Minyak Dan Danau Merah
Danau merah di bukit raje mandare bengkulu-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co - Bukit Raje Mandare di Provinsi Bengkulu merupakan bagian dari Bukit Barisan di Sumatera.
Bukit yang masuk dalam kawasan hutan lindung ini ternyata menyimpan barang antik yang memiliki nilai tak terhitung.
Barang antik yang dimaksud adalah ladang minyak bumi yang bisa diolah menjadi kawasan pertambangan dan danau merah yang bisa diolah menjadi kawasan wisata.
Harta karun pertama yang tersimpan di Bukit raje Mandare adalah Danau Merah bukit candi. Danau unik ini memiliki air yang berwarna merah.
BACA JUGA:Misteri Gunung Patah di Bengkulu, Diselimuti Aura Mistis dan Keberadaan Tumbuhan Langka
Namun saat airnya diambil menggunakan wadah atau tangan, warnahnya berubah.
Tidak lagi merah, melainkan jernih sama seperti air danau di hutan pada umumnya.
Selain menyimpan ladang minyak di Bengkulu dan danau unik, ternyata Bukit Raje Mandare konon pernah menjadi tempat bertapa Si Pahit Lidah Manusia Sakti dari Sumatera Selatan.
Dalam pengembaraannya Si Pahit Lidah pernah melintas dan bertapa di kawasan ladang mniyak Bengkulu yang berada di wilayah Desa Bungin Tambun II Kecamatan Padang Guci Hulu Kabupaten kaur.
BACA JUGA:Misteri Orang Bunian di Balik Keindahan Bukit Barisan Sumatera, Menyeramkan, Ini Ciri Ciri Kedatangannya
Berdasarkan cerita berkembang di masyarakat, Si Pahit Lidah pernah bertapa untuk menyempurnakan kesaktiannya di kawasan Bukit Raje Mandare tepat di lokasi ladang minyak Bengkulu ditemukan oleh tiga warga Desa Bungin Tambun II akhir 2022 lalu.
Masyarakat meyakini cerita ini, karena di kawasan ladang minyak bengkulu itu ditemukan beberapa keanehan diantaranya temuan batu yang menyerupai hewan atau tumbuhan.
Diyakini batu itu adalah korban sumpah Si Pahit Lidah Manusia Sakti dari Sumatera Selatan.
Sedangkan Danau Merah Bukit Candi juga disebut sebut pernah menjadi tempat persinggahan Si Pahit Lidah.
Bahkan manusia sakti dari Sumatera Selatan ini pernah bertapa di sekitar danau unik itu.
BACA JUGA:Tak Butuh Alat dan Keahlian Khusus, Ini Cara Mengenali Tanah mengandung Biji Emas
Dulunya di kawasan danau Merah Bukit Candi ini merupakan pemukiman penduduk jaman kerajaan Sriwijaya.
Buktinya di kawasan itu banyak ditemukan bongkahan batu seperti bekas reruntuhan bangunan candi.
Danau unik ini berada di kawasan perbatasan Kabupaten kaur Provinsi Bengkulu dengan wilayah Provinsi Sumatera Selatan.
Di kawasan danau merah ada seekor kelabang raksasa sebagai penghuni kawasan itu.
Kelabang raksasa itu adalah pengawal Si Pahit Lidah saat melaksanakan tapa.
Ketika Si Pahit Lidah kembali melanjutkan pengembaraan, kelabang raksasa itu tetap tinggal di sekitar Danau Merah sebagai penjaga.
BACA JUGA:Ladang Emas Terbesar di Bengkulu Bukan di Lebong, Ini Lokasinya, Cadangan Emasnya Bisa Puluh Ton
Namun kelabang raksasa yang katanya memiliki lebar hampir 60 Cm ini tidak bisa dilihat oleh sembarangan orang. Hanya orang orang tertentu dan pada saat saat tertentu saja muncul.
Selain kelabang raksasa danau unik ini juga dihuni oleh kerbau liar. Kerbau ini juga diyakini sebagai mahluk jadi jadian.
Pada tanduk kerbau itu ada lebah bersarang. Kerbau ini juga tidak bisa ditemukan oleh sembarangan orang.
Diyakini masih banyak fakta fakta lain yang tersimpan di Bukit Raje Mandare yang belum berhasil disibak.
Karena kawasan itu merupakan hutan blantara yang jarang sekali dikunjungi manusia.
BACA JUGA:Bukan Hanya Papua, Daerah di Indonesia Yang Punya Cadangan Emas Melimpah, Ini Daftar dan Cadangannya
Untuk menelusuri kawasan Bukit raje Mandare ini dibutuhkan waktu berhari hari dengan berjalan kaki.
Tang jelas di kawasan itu masih banyak flora dan fauna yang hidup liar dan terjaga populasinya.
Harta karun yang kedua adalah ladang minyak bumi. Di kawasan Bukit Raje Mandare ditemukan ladang minyak bumi.
Campuran air dan minyak keluar dari perut bumi dan menggenang di kubangan yang menyerupai kubangan kerbau.
Belum ada yang melakukan penelitian mendalam terhadap ladang minyak itu. Namun diprediksi kandungan minyak di kawasan itu cukup besar.
Warga yang menemukan ladang minyak itu sudah mengambil sampel minyaknya dan benar benar menyala saat dibakar. (**)