Bengkulu Rawan KBGO, Perempuan Paling Rentan Menjadi Sasaran
Ilustrasi Kekerasan Berbasis Gender Online-Istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co, BENGKULU - Perempuan masih menjadi kelompok yang paling rentan terhadap Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO).
Bidang Gender, Anak dan Kelompok Marjinal AJI Bengkulu mencatat, dari Januari 2021 hingga Selasa 5 Maret 2024, terdapat 12 kasus pemberitaan KBGO terhadap perempuan berupa ancaman distribusi foto/video pribadi (malicious distribution) yang terjadi di Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:60 Caleg DPD Belum Lapor Dana Kampanye, KPU: Tak Dilantik Jika Terpilih
Kasus itu dimuat dalam pemberitaan media dari berbagai platform dan dilaporkan ke aparat kepolisian. Kasus ini terjadi di sejumlah wilayah di Provinsi Bengkulu, yakni di 6 kasus di Kota Bengkulu, 3 kasus di Kabupaten Rejang Lebong, 2 kasus di Kabupaten Bengkulu Selatan, dan 1 kasus di Kabupaten Kepahiang.
Ketua AJI Bengkulu, Yunike Karolina mengingatkan, kekerasan terhadap perempuan merupakan pelanggaran hak asasi manusia.
BACA JUGA:Digadang Maju Pilkada, Yunadi : Saya Masih Berkomunikasi
"Kekerasan terhadap perempuan merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Bentuknya bermacam-macam, mulai dari kekerasan fisik, seksual, emosional, ekonomi, termasuk kekerasan gender berbasis online," kata Yunike, Jumat (8/3).
Data AJI Bengkulu mencatat, dua belas kasus tersebut 10 diantaranya malicious distribution. Dua kasus lainnya, berupa ancaman malicious distribution. Hal tersebut menyebabkan korban mendapatkan kekerasan fisik dan kekerasan seksual dari para pelaku.
BACA JUGA:Diskan Seluma Tunggu Realisasi Usulan 10 Ribu Benih Ikan
Mirisnya lagi pelaku malicious distribution itu didominasi orang terdekat. Mulai dari kekasih, mantan kekasih, mantan suami hingga teman atau orang yang dikenal. Secara keseluruhan korbannya perempuan yang masih berusia belasan tahun hingga paruh baya.
"Banyaknya kasus KGBO ini menjadi tantangan serius dalam upaya menciptakan lingkungan online yang aman dan inklusif bagi semua individu, khususnya perempuan," kata Yunike. Bersamaan dengan momen peringatan Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day (IWD) 2024, AJI Bengkulu memahami perlunya investasi literasi digital untuk perempuan. Hal itu selaras dengan tema besar yang diusung UN Women dalam peringatan IWD tahun ini "Invest in Women".
BACA JUGA:Sambut Ramadhan, Warga Goro Kebersihan TPU
Untuk itu, Yunike mengimbau, setiap orang khususnya perempuan yang kerap menjadi sasaran empuk dalam KBGO dapat aktif dalam upaya peningkatan literasi digital, meningkatkan kesadaran individu dalam memahami pentingnya privasi online, konsekuensi dari penyebaran informasi pribadi tanpa izin.
Pencegahan malicious distribution juga memerlukan pendekatan multi-stakeholder dengan melibatkan perusahaan teknologi, pemerintah, NGO, dan masyarakat secara luas. Dengan upaya bersama, diharapkan dapat menciptakan lingkungan online lebih aman dan inklusif bagi semua individu. Terutama perempuan yang rentan terhadap KBGO.