Usulan Rehab Sekolah Di Bengkulu Selatan Masih Minim
Ilustrasi Rehab Sekolah-Istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co, KOTA MANNA – Hingga Minggu (15/6/2025) pagi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Bengkulu Selatan mencatat masih minimnya usulan rehab gedung sekolah yang diajukan oleh TK/SD/SMP di Bengkulu Selatan.
Padahal, deadline usulan perbaikan gedung menggunakan anggaran DAK Kemendikdasmen RI hingga Juli mendatang.
BACA JUGA:Gubernur Bengkulu Luncurkan Rumah Aspirasi Bantu Rakyat
Plt. Kadisdikbud Bengkulu Selatan mengatakan, dari 115 SDN baru sekitar 80 persen yang sudah menyampaikan usulan.
Sementara 30 SMPN, baru sekitar 90 persen yang sudah melengkapi berkas. Sedangkan untuk 21 TKN, tersisa 35 persen lembaga lagi yang sistem usulan rehab gedung belum divalidasi pusat.
“Dibandingkan tahun lalu, memang antusiasme sekolah mempersiapkan berkas usulan rehab masih minim.
Ini kami tidak tahu, apakah memang masih dipersiapkan atau tidak terlalu tertarik dapat bantuan. Namun demikian, kami akan tetap melaksanakan proses verifikasi usulan ini,” ujarnya.
BACA JUGA:Catat, Satlantas Polres Seluma Bakal Tindak Kendaraan Odol yang Nekat Melintas
Diteruskan Lusi, dari rencana awal yang disusun pihaknya. Total pengajuan rehab bangunan sekolah mencapai 72 paket untuk seluruh jenjang yakni TK/SD/SMP.
Adapun nilai anggaran dari usulan mencapai Rp100 miliar. Hanya saja, menjelang deadline usulan secara online. Kesiapan sekolah belum sepenuhnya terealisasi.
“Sekarang memang usulan berbasis online, tidak lagi melalui proposal fisik.Namun, kelengkapan berkas tetap harus valid. Baik itu hitung kerusakan bangunan, maupun dokumentasi bangunan yang diusulkan rehab,” bebernya.
Jika nanti sekolah masih lambat dalam melengkapi berkas, pihaknya memastikan jumlah paket bantuan yang diterima bakalan minim. Apalagi, semua usulan yang disampaikan sekolah belum dipastikan sepenuhnya diterima oleh Kemendikdasmen RI.
BACA JUGA:Program Aladin BAZNAS Kaur Berikan Harapan Baru bagi Masyarakat
“Kalau kami sifatnya mewadahi saja, kalau sekolah tidak terlalu antusias silahkan. Namun, konsekuensi tetap ada, karena kami butuh Kepala Sekolah yang aktif dan betul-betul berniat memajukan sekolah,” tandasnya. (rzn)