HIPMI Bengkulu Keluhkan Penjualan Eceran BBM Ilegal
Ketua DPD HPMPI, Steven-Istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co, BENGKULU - Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI) mengeluhkan maraknya penjualan BBM eceran ilegal di wilayah Bengkulu.
Maraknya pengunjal kalau istilah lokal untuk pengecer BBM tidak resmi itu telah mengganggu pasokan dan menciptakan disparitas harga yang merugikan konsumen.
BACA JUGA:Wagub Bengkulu Paparkan Kondisi Alur Pelabuhan Pulau Baai ke DPR RI
Ketua DPD HPMPI, Steven mengatakan, harga Pertalite di tangan pengecer bisa mencapai Rp13.000 per liter.
Sementara Pertamax bahkan dijual hingga Rp15.000, jauh di atas harga resmi di SPBU dan Pertashop.
"Selain menjual dengan harga tinggi, takaran BBM yang dijual pengecer juga seringkali tidak sesuai standar," kata Steven, Kamis (1/5/2025).
BACA JUGA:Evaluasi Perencanaan Pembangunan, Bupati Seluma Undang BPKP Provinsi Bengkulu
Steven menilai hal Ini sangat merugikan masyarakat, terutama di daerah-daerah yang jauh dari SPBU.
Bukan hanya itu, keberadaan pengecer ilegal juga menghambat upaya pemerataan distribusi BBM yang adil dan berkelanjutan.
BACA JUGA:Bupati Kaur Bakal Tindak Oknum Kades dan ASN Nikah Siri Tanpa Izin Istri Sah
"Kelangkaan BBM terjadi hampir merata. Salah satu faktor pemicunya adalah aktivitas pengunjal dan penjual BBM eceran ilegal yang memperparah situasi," ujar Steven.
Steven juga mengeluhkan persoalan distribusi Pertamax yang kerap tersendat di beberapa wilayah, termasuk di Pertashop.
BACA JUGA:Mutasi Kendaraan Bermotor, Masyarakat Bengkulu Akan Diberikan Keringanan Pajak
Ia menyoroti kasus di Kabupaten Mukomuko akhir tahun lalu, di mana sebuah Pertashop yang kekurangan stok Pertamax hingga berbulan-bulan akhirnya di demo dan diancam dibakar oleh warga.