Ford Jadi Pabrikan Mobil dengan Recall Terbanyak Tahun Ini
Ford Jadi Pabrikan Mobil dengan Recall Terbanyak Tahun Ini-Istimewa-IST, Dokumen
RadarSelatan.bacakoran.co - Sepanjang tahun ini, Ford tercatat tercatat sebagai produsen mobil yang paling sering melakukan penarikan kembali (recall).
Informasi tersebut diungkap oleh Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional Amerika Serikat (NHTSA), seperti dilaporkan oleh Carscoops pada Jumat (18/4).
BACA JUGA:Hyundai, Ford, Toyota dan FCA Digugat! Dugaan Penjualan Data Pelanggan
BACA JUGA:Ford RMA Indonesia Resmi Luncurkan Ford Ranger XL, Segini Harganya
Berdasarkan data NHTSA, Ford telah melakukan recall sebanyak 38 kali sepanjang tahun ini.
Jumlah tersebut jauh melampaui pabrikan lain, seperti Volkswagen yang hanya mencatatkan 12 kali recall.
Sepanjang 38 kali melakukan recall sebanyak sekitar 123.611 unit kenadaran dan terdiri berbagai model diantaranya adalah jenis mobil pikap, SUV, F-150, dengan rentang waktu tahun produksi 2017–2018, selain itu jenis kendaraan Lincoln Navigator dari tahun yang sama.
BACA JUGA:Ada yang Salah dengan Marcus Rashford
BACA JUGA:Ivan Toney Bakal Dilepas Brentford
Penyebab utama recall ini adalah kebocoran pada master silinder rem, yang berpotensi menurunkan performa pengereman saat cairan rem berada di bawah batas aman.
Ford telah menerima 90 laporan klaim garansi terkait isu tersebut. Sebagai tindak lanjut, perusahaan meminta para pemilik kendaraan terdampak untuk membawa mobil mereka ke dealer guna penggantian komponen tersebut.
Recall lainnya juga menyasar model Ford Explorer tahun 2025 sebanyak 24.655 unit.
BACA JUGA:Mitsubishi Luncurkan L300 Minibus, Mobil Tangguh, Modern, dan Siap Jadi Andalan Usaha
BACA JUGA:Wuling Confero, MPV Harga Murah Tapi Bukan Mobil Murahan, Seperti Insi Speeknya
Kendaraan ini dilengkapi mesin EcoBoost 2,3 liter empat silinder, namun mengalami potensi reset pada Modul Kontrol Powertrain saat digunakan.
Hal ini dapat menyebabkan sistem parkir (park pawl) aktif saat mobil masih melaju, yang berisiko merusak komponen tersebut jika kendaraan melaju lebih dari 16 km/jam.
Masalah ini juga bisa menyebabkan hilangnya akselerasi secara tiba-tiba.