2 Jenis Padi Unggul Srikandi Genjah dan PMJ01, Ini Perbedaannya

RadarSelatan.bacakoran.co - Belakangan ini ada dua jenis padi unggul yang menjadi pembahasan hangat di kalangan petani Indonesia.

Pertama adalah padi Srikandi Genjah, pendatang baru di tahun 2025 dan yang kedua padi PMJ01, yang sempat viral di tahun 2024.

Makah yang lebih unggul dan seperti apa perbedaan karakteristik antara keduanya?

Indonesia memiliki berbagai jenis benih padi unggul, baik dari galur lokal maupun varietas baru yang terus bermunculan tiap musim, baik saat awal musim hujan maupun musim kemarau.

BACA JUGA:Petani Harus Tahu, Saat Musim Hujan Penggunaan Pupuk urea Pada Tanaman Padi Harus Dikurangi, Ini Alasannya

Di tahun 2025 ini, hadir benih padi baru asal Majalengka, yaitu Srikandi Genjah.

Padi ini merupakan galur baru dengan ciri khas umur pendek (genjah), jumlah bulir yang banyak dan padat, serta bentuk tanaman yang tegak.

Unur panen 80 - 85 hari, tinggi tanaman sekitar 70 cm, jumlah bulir antara 200 - 300 bulir permalai, bentuk gabah panjang dan berwarna kuning jerami.

Potensi hasil 9 - 10 ton perhektar, rasa nasi pulen mirip Inpari 32, jumlah anakan 30 - 40 perumpun.

Srikandi Genjah memiliki daun bendera yang lebih tebal serta ketahanan terhadap hama wereng dan penyakit seperti hawar daun bakteri serta blast.

BACA JUGA:Perlakuan Khusus Tanaman Padi Pada Fase Bunting Agar Mendapat Hasil maksimal

Sementara padi PMJ01, yang populer di tahun sebelumnya (2024), berasal dari Lamongan dan terkenal karena bentuk malainya yang panjang, bulir banyak, dan usia tanam yang juga genjah—sangat cocok untuk musim tanam kedua (MT2).

Umur panen 80-85 hari, tinggi tanaman sekitar 100 cm, jumlah bulir kisaran 300 - 500 butir permalai, bentuk bulir panjang ramping dan berwarna kuning bersih, potensi hasil hingga 11 ton perhektar, rasa nasi pulen dan mengeluarkan aroma, jumlah anakan produktif antara 20 - 25 batang setiap rumpun.

BACA JUGA:5 Jenis Pupuk Daun Terbaik Untuk Tanaman Padi Sawah

PMJ01 unggul dalam potensi hasil dan efisiensi penggunaan pupuk. Jenis ini tidak terlalu membutuhkan banyak pupuk urea, sehingga cocok untuk pertanian berbiaya rendah. (**)