Setahun Terjadi 135 Kasus Amoral di Bengkulu Selatan

OPERASI: Petugas Satpol PP dan Damkar Bengkulu Selatan melakukan operasi trantibum di tempat hiburan malam -Rezan-radarselatan.bacakoran.co

KOTA MANNA - Kurun waktu setahun terakhir, tercatat sudah terjadi 135 kasus amoral di Kabupaten Bengkulu Selatan (BS). Data ini berdasarkan catatan hasil operasi trantibum yang dilaksanakan petugas Satpol PP dan Damkar Bengkulu Selatan selama tahun 2023.

BACA JUGA:Jangan Tinggalkan Pustu dan Posyandu

Jika dibandingkan data tahun 2022 lalu, jumlah kasus amoral terjadi penurunan signifikan. Dimana tahun 2022 Satpol PP mencatat sebanyak 155 kasus amoral yang kedapatan saat razia.

BACA JUGA:Mantan Sekretaris KPU Kaur Tersangka Korupsi

“Kasus amoral ini berbagai macam, mulai dari mabuk mabukan minuman keras, pil samcodin dan lem aibon. Kemudian dugaan perzinahan oleh pasangan bukan muhrim, bolos sekolah hingga perselingkuhan. Dari jumlah kasus yang kami proses, hanya beberapa diantaranya yang naik penyidikan,” ujar Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar BS, Erwin Muchsin, S.Sos.

BACA JUGA:Malam Tahun Baru Jangan Main Petasan

Dikatakan Erwin, kasus amoral paling parah terjadi yakni perselingkuhan sesama aparat perangkat desa di salah satu hotel Kota Manna pada Jumat (4/8) lalu. Dimana, dalam operasi tratibum tersebut petugas berhasil mengamankan dua pasangan bukan muhrim yang tengah asik berduaan seraya menikmati minuman keras oploan tuak dicampur torpedo. Saat penggerebekan, juga ditemukan bekas cairan di sprai kamar hotel.

BACA JUGA:Pemeliharaan Jalan Ditarget Tuntas 25 Desember

“Khusus kasus dua perangkat desa yang selingkuh, sudah ditangani tim Inspektorat Derah. Keduanya juga telah dipecat dari jabatannya. Sementara untuk kasus yang lain, tidak sampai ke tipiring ataupun penahanan lantaran minim bukti,” papar Erwin.

Masih tingginya kasus amoral yang terjad di tengah masyarakat, kedepan Erwin menargetkan untuk meningkatkan intensitas sosialisasi ke masyarakat. Melalui sosialisasi diharapkan kesadaran dan kedisiplinan masyarakat meningkat, sehingga menjauhi perbuatan yang merusak masa depan diri sendiri ataupun orang lain.

“Untuk operasi penanggulangan tetap akan dilaksanakan rutin, karena tanpa operasi efek jera terhadap pelaku tentu tidak ada. Tapi, kami fokuskan juga sosialisasi sebagai bentuk pembinaan mental masyarakat,” jelasnya. (rzn)

Tag
Share