Penyakit Sapi Ngorok Mereda, Peternak Rugi Rp 1,5 Miliar
VAKSIN: Petugas melakukan vaksinasi hewan ternak warga di Kaur-Julianto-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co, BINTUHAN - Adanya wabah penyakit sapi ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) yang menyerang sapi dan kerbau menimbulkan kerugian materi yang cukup besar bagi sejumlah peternak.
Data Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kaur, wabah tersebut setidaknya menimbulkan kerugian Rp 1,5 miliar.
BACA JUGA:Program Pemutihan Pajak Selesai, Samsat Bengkulu Selatan Kumpulkan Rp18,8 Miliar
Pasalnya banyak peternak tidak menyadari hewan peliharaan mereka terserang penyakit yang menyebabkan kematian tanpa bisa disembelih terlebih dulu.
Kabid Peternakan Dinas Pertanian Kaur drh. Rakhmad Fajar menyebut ternak yang mati rata-rata sudah berumur dewasa. Bila dijual dalam kondisi sehat, harganya menembus Rp 10 juta per ekor.
Data Bidang Peternakan, sampai penghujung November 2024, ada 153 ekor ternak sapi dan kerbau milik warga Kaur yang mati akibat penyakit ngorok.
BACA JUGA:Pengusutan Dugaan Korupsi Pembebasan Lahan, Sekda Seluma Diperiksa
Jumlah ini belum ditambah sapi atau kerbau warga yang mati namun tidak melapor ke petugas kesehatan hewan.
"Alhamdulillah saat ini (penyakit ngorok) sudah mereda. Namun tetap, insiden ini merugikan para peternak," tambahnya.
Untuk mencegah kerugian akibat penyakit ngorok, petugas Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kaur terus berupaya melakukan vaksinasi terhadap ternak milik warga Kaur.
Sayangnya tingkat kesadaran masyarakat masih kurang akan pentingnya vaksinasi. Padahal Dinas Peternakan menyiapkan 1000 dosis vaksin untuk mengatasi wabah tersebut
BACA JUGA:Rifai-Yevri Tolak Hasil Pilkada Bengkulu Selatan, Pastikan Gugat ke MK
"Dalam beberapa hari terakhir kita sudah tak lagi menerima laporan, tapi tetap saja wabah ini menjadi ancaman apalagi saat ini musim penghujan," tutupnya. (jul)