Jangan Salah, Ini 3 Jenis Padi Varietas Inpari Yang Paling Diburu Petani, Kelebihannya?
Penampakan padi Inpari-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co - Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki berbagai jenis padi yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk.
Salah satu jenis padi yang sangat terkenal di Indonesia adalah padi Inpari. Padi Inpari sendiri memiliki banyak varietas dengan keunggulan yang berbeda-beda.
Pada tahun 2024, pada musim tanam pertama (MT1), pemilihan jenis padi yang tepat sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen.
BACA JUGA:Padi Abadi Varietas PR23, Sekali Tanam Panennya Berkali Kali
Sejauh ini ada 3 jenis padi varietas inpari yang banyak ditanam petani Indonesia, yakni:
1. Inpari 49 Jembar
Padi Inpari 49 Jembar merupakan hasil persilangan antara Ciherang dan IRBB 50. Varietas ini memiliki daya hasil yang tinggi, serta ketahanan terhadap hawar daun bakteri (HDB).
Potensi hasil dari Inpari 49 Jembar bisa mencapai sekitar 9,57 ton per hektar, dengan rata-rata hasil sekitar 7,45 ton per hektar.
Keunggulan lain dari Inpari 49 Jembar adalah ketahanannya terhadap hama wereng coklat biotip 1, 2, dan 3, serta ketahanan terhadap penyakit blas.
Padi ini memiliki umur panen sekitar 112 hari setelah semai, dan menjadi pilihan menarik untuk wilayah yang membutuhkan varietas dengan umur genjah.
BACA JUGA:160 Ton Benih Padi Disalurkan ke Petani Seluma Oktober Mendatang
2. Inpari 50 Marem
Inpari 50 Marem adalah varietas hasil persilangan antara Cisanana dan B10384 MR183 dengan beberapa galur lainnya.
Padi ini memiliki rendemen beras kepala yang tinggi, yaitu sekitar 88,8%, dan tekstur nasi yang Pera.
Keunggulan Inpari 50 Marem adalah ketahanannya terhadap serangan hawar daun bakteri dan penyakit-penyakit lain.
Dengan umur panen sekitar 114 hari setelah semai, padi ini sangat prospektif untuk dikembangkan di wilayah yang memiliki masalah dengan serangan penyakit.
Potensi hasil panen Inpari 50 Marem mencapai sekitar 9 ton per hektar, dengan rata-rata hasil sekitar 7,5 ton per hektar.
Tanaman ini juga memiliki postur yang tegak, sehingga dapat memanfaatkan sinar matahari secara optimal.
BACA JUGA:Menanam Padi secara Organik, Modal Minim dan Hasil Melimpah, Seperti Ini Caranya
3. Inpari 32 HDB
Padi Inpari 32 HDB merupakan salah satu varietas yang paling populer di kalangan petani Indonesia.
Varietas ini memiliki potensi hasil yang tinggi dan perawatan yang relatif mudah. Meskipun sudah banyak varietas lain yang muncul, Inpari 32 HDB masih menjadi primadona di banyak daerah.
Inpari 32 HDB memiliki umur panen sekitar 120 hari setelah semai, dengan tinggi tanaman sekitar 97 cm dan postur yang tegak.
Potensi hasilnya bisa mencapai 8 ton per hektar. Padi ini juga tahan terhadap hawar daun bakteri dan cukup tahan terhadap penyakit tungro.
Namun, kelemahan dari Inpari 32 HDB adalah tanaman ini cenderung mudah rebah, sehingga banyak petani yang mencampurnya dengan varietas lain untuk mengatasi masalah ini.
BACA JUGA:Padi Unggul Rajasa 01, Varietas Padi Unggulan Dari Pulau Sumaetra, Hasil Melimpah Dijuliki Padi 1.000 Bulir
Misalnya, Inpari 32 HDB dicampur dengan Mekongga atau Sidenok, untuk menyesuaikan dengan tekstur dan umur panen yang serupa.
Ketiga varietas padi Inpari—Inpari 49 Jembar, Inpari 50 Marem, dan Inpari 32 HDB—memiliki keunggulan masing-masing, seperti hasil produksi yang tinggi, ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta adaptasi yang baik terhadap perubahan iklim.
Semua varietas ini sangat cocok untuk ditanam pada MT1 atau musim tanam hujan tahun 2024, dan bisa membantu meningkatkan produktivitas petani.
BACA JUGA:Petani Wajib Tahu, Ini 6 Jenis Padi Lokal Indonesia Populer 2024, Tahan Serangan Penyakit, Hasil Melimpah
Namun, yang perlu diingat adalah keberhasilan pertanian tidak hanya bergantung pada jenis padi yang dipilih, tetapi juga pada praktik pertanian yang baik, seperti pengelolaan lahan dan pemupukan yang optimal.
Selain itu, faktor-faktor seperti karakteristik tanah, curah hujan, dan suhu di setiap daerah juga harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk menanam padi tertentu. (**)