Petani Wajib Tahu, Ini 6 Jenis Padi Lokal Indonesia Populer 2024, Tahan Serangan Penyakit, Hasil Melimpah
Padi lokal indonesia yang unggul-istimewa-radarselatan.bacakoran.co
radarselatan.bacakoran.co - Para petani di Indonesia wajib tahu, tahun 2024 ini ada 6 jenis padi lokal Indonesia yang menjadi unggulan.
Varietas padi lokal ini memiliki banyak keunggulan sehingga bisa memberikan banyak keuntungan bagi petani.
Keunggulan yang paling mencolok adalah tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
Varietas pertama adalah Galur 303 AGT. Padi unggul ini berasal dari daerah Aceh. Ciri cirinya memiliki umur panen sekitar 85 - 90 hari setelah tanam.
BACA JUGA:Marina City Pusat Hiburan Terbesar di Sumatera, Paling Terkenal Di Asia, Kini Jadi Sarang Hantu
Padi ini bisa menghasilkan gabah melimpah karena rumpun padi ini bisa menghasilkan anakan 25 - 30 batang per rumpun.
Produksi padi ini mencapai 8 - 11 ton per hektar dengan jumlah bulir per malai mencapai 300 - 500. Nasi dari padi ini memiliki aroma wangi, cocok untuk nasi aromatik.
Tanaman padi ini mampu tumbuh dengan subur di seluruh wilayah Indonesia, bulir padi yang dihasilkan juga berenas.
Kemudian buahnya bisa masak serentak, sehingga memudahkan petani saat proses panen.
BACA JUGA:Fakta Pulau Sumatera Menarik Untuk Dikupas, Terbesar Ke 2 Di Indonesia, Dan Terbesar Ke 6 di Dunia
Untuk mendapatkan benih padi ini, saat ini sudah banyak tersedia di lapak lapak penjual benih padi di seluruh wilayah Indonesia.
Pembelian juga bisa dilakukan secara online.
Varietas yang kedua adalah Si Gunca Kosong Dua. Jenis padi ini memiliki malai yang panjang dengan jumlah bulir per malai rata-rata 280-300.
Tekstur nasi dari padi ini pulen, dan produksi mencapai sekitar 10 ton per hektar. Umur panen padi ini sekitar 90 hari setelah tanam.
BACA JUGA:Belum Banyak Yang Tahu, Inilah 5 Jembatan Terpanjang Di Pulau Sumatera, Nomor 5 Paling Unik dan Terkenal
Padi ini memiliki rumpun yang cukup besar karena mampu memiliki anakan 30 sampai 35 anakan perumpunnya.
Beras yang dihasilkan padi varietas Si Gunca Kosong dua ini menjadikan primadona para petani karena masuk ke kelas premium.
Varietas yang ketiga adalah Cibat. Padi ini berasal dari Jawa Barat dengan umur tanaman 95-155 hari setelah tanam.
Memiliki tinggi tanaman sekitar 120 cm dengan gabah berwarna kuning bersih. Produksi mencapai 9-12 ton per hektar, dan tahan terhadap hama serta penyakit.
BACA JUGA:Honda Beat Terancam, Aveta Ranger 110 CC Kabarnya Masuk Indonesia, Tampilan Unik Harga Murah
Bulir gabah padi ini berukuran lebih besar, daunnya tegak sehingga hama burung kesulitan untuk mencapai buah padi.
Walaupun batang padi ini terbilang tinggi, namun pohonnya tidak mudah rubuh lantaran rumpun padi ini memiliki akar yang kuat.
Kemudian untuk tekstur nasi ini pulen sedang ya untuk rata-rata hasil yaitu 9 sampai 12 ton per hektar.
Padi ini terkenal tahan terhadap hama wereng, hama daun, bakteri biotipe 3 dan hama daun biotipe 4.
Varietas selanjutnya adalah Kolosebo. Padi ini berasal dari Jawa Barat, dengan tinggi tanaman sekitar 95 cm.
Produksi padi ini mencapai 12 ton per hektar, tahan terhadap rebah, dan cocok ditanam saat musim penghujan.
BACA JUGA:Jamrud dan Bakardi Meriahkan Peluncuran Maskot dan Jingle Pilkada Bengkulu 2024, Ini Tanggal dan Lokasinya
Usia panennya 0 sampai dengan 25 hari setelah tanam untuk anakan 30 sampai dengan 45 anakan perumpunnya.
Jumlah bulir antara 220 sampai 300 bulirdengan panjang Malai sekitar 30 cm.
Padi ini tahan terhadap penyakit HDB ataupun kresek dan jamur patah leher, jamur blas dan agak tahan terhadap orang Batang cokelat serta toleran terhadap tanah asam. Rasa nasinya pulen.
Varietas ke empat yakni Kolosebo. Jenis padi ini juga berasal dari Jawa Barat, dengan tinggi tanaman sekitar 95 cm. Produksi padi ini mencapai 12 ton per hektar, tahan terhadap rebah, dan cocok ditanam saat musim penghujan.
Varietas yang ke lima adalah Imbrida C2. Padi ini berasal dari Medan, dengan usia panen sekitar 90 hari setelah tanam.
BACA JUGA:Tingkatkan Perekonomian, Ketua DPRD Kaur Sebut Warga Butuh Pelatihan Wirausaha
Memiliki jumlah bulir per malai sekitar 250-280, dan bobot gabah mencapai 30,27 GR per 1000 butir. Produksi padi ini mencapai 8,5-9 ton per hektar.
Daun bendera berbentuk Sudung tegak sehingga tanaman ini akan terjaga dari hama burung pipit.
Jumlah bulir sekitar 250 sampai dengan 280 bulir per malainya tapi ada juga yang sampai dengan 300 bulir.
Bulir padi ini memiliki bobot sekitar 30,27 gram per1000 butirnya. Rasa nasinya enak dan juga pulen.
Perawatan jenis padi ini sangat murah dan tahan terhadap berbagai penyakit.
Varietas ke enam adalah Herang 02. Umur tanaman padi ini sekitar 95 - 100 hari setelah tanam, dengan tinggi tanaman sekitar 100 cm. Produksi mencapai 12 ton per hektar, dan tahan terhadap kekeringan serta genangan.
Anakan tumbuh produktif mencapai 30 sampai dengan 40 anakan perumpunnya.
Padi ini mampu menghasilkan 400 bulir permalainya dengan bentuk bulir lebih besar.
Potensi hasil bisa mencapai 12 ton per hektarnya, tanaman padi jenis ini tahan terhadap hama dan penyakit serta ini toleran terhadap lahan dengan tingkat keasaman tinggi. Rasanasinya pulen.
BACA JUGA:10 Fakta Menarik Bengkulu Yang Jarang Diketahui, Mulai Dari peninggalan Sejarah Hingga Cerita Manusia Harimau
Untuk mendapatkan benih pasi varietas unggul asli lokal Indonesia ini tidak sulit. Saat ini sudfah banyak tersedia di toko toko penjual benih yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Ada juga penjualan secara online. Menaman padi lokal ini dianggap lebih menguntungkan, terutama dari sisi ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit.
Padi lokal lebih tahan terhadap penyakit dan hama walaupun sedikit terlambat dalam penanganan. (**)