RadarSelatan.bacakoran.co, PINO RAYA - Harga jual jagung pipil ditingkat petani masih rendah setelah sempat melejit di angka Rp9000 per kilogram dalam beberapa bulan lalu.
Saat ini harga jual jagung pipil kering di Kabupaten Bengkulu Selatan (BS) kembali nyungsep alias turun drastis.
BACA JUGA:Parpol Diimbau Tidak Libatkan ASN Dalam Pilkada
BACA JUGA:Petani Didorong Manfaatkan Teknologi
Pengakuan sejumlah petani, harga jual jagung kering berkisar Rp2700-Rp3000 per kilogram. Padahal, jika dikaji dengan biaya kelola hingga masa panen, jumlah kebutuhan modal petani sangatlah besar.
“Terakhir itu kami jual di harga Rp3200, tapi sekarang turun ke Rp2800,” ujar Diamrin (55) petani jagung asal Kecamatan Pino Raya.
Lanjutnya, penurunan harga jagung dinilai tidak sesuai dengan ketersediaan bahan baku pengelolaan jagung hingga harga pupuk di pasaran.
BACA JUGA:Warga Miskin Diusulkan Bantuan Listrik Gratis
BACA JUGA:HUT Lantas, Sat Lantas Polres Kaur Bagikan Air Bersih dan Sembako
Sebab, dimulai dari masa penyiapan lahan, pembelian bibit serta pembuatan kompos dasar, petani harus bekerja mandiri tanpa dukungan dari pemerintah daerah.
“Harga bibitnya saja sudah Rp750 ribu per kampil. Belum lagi obatnya serta pupuk yang serba mahal. Kami terus terang sangat terpukul dengan kondisi ini. Sementara jika mau disimpan dalam gudang untuk menunggu harga mahal, tentu jagung ini akan rusak,” jelasnya.
BACA JUGA:BPN Pastikan Program Sertifikat Gratis Tuntas
BACA JUGA:Pemkab Seluma Belum Terima Rincian DAK dan DAU 2025
Andika Restu (32) petani lainnya juga mengeluhkan hal serupa. Bahkan, untuk mendapatkan harga yang sedikit lebih mahal, andika rela mengantar langsung jagung tersebut ke Kota Bengkulu. Alih-alih mendapatkan keuntungan lebih, dirinya menyebut selisih harga hanya Rp500 sehingga hanya cukup untuk mengisi BBM mobil.
BACA JUGA:DPRD Seluma Tetapkan AKD, 8 Fraksi Terbentuk
BACA JUGA:Sugeng Zonrio Waka II DPRD Seluma Periode 2024-2029, Ketua dan Waka 1?
“Memang ada toke di Bengkulu yang sanggup beli Rp3500. Tapi biaya operasional sangatlah besar. Ketimbang kembali diantar, lebih baik minta dijemput saja di sini,” akunya.
Menurut Andika, turunnya harga jagung pipil secara drastic kurang masuk akal. Sebab, produk hasil olahan jagung pipil di pasaran justru semakin tinggi harganya. Seperti jagung pecah, abu jagung hingga pellet ternak.
BACA JUGA:80 Ribu Kendaraan di Bengkulu Tercatat Menunggak Pajak
BACA JUGA:Nilai Tukar Petani di Bengkulu Turun, Panen Raya Jadi Pemicunya