BENGKULU - Pemerintah Provinsi Bengkulu bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Bengkulu, hingga saat ini terus melakukan upaya preventif dan strategis dalam menekan angka inflasi di Bengkulu. Saat ini penyumbang angka inflasi masih terfokus pada tingginya harga bahan pokok, utamanya beras.
Wakil Gubernur Bengkulu Rosjonsyah mengatakan, selain TPID, kolaborasi semua pihak diperlukan untuk menekan angka inflasi ini. Di antaranya dalam upaya menekan inflasi dan membangkitkan ekonomi produktif termasuk investasi dari luar dan memberikan kemudahan perizinan.
"Jadi ini perlu kolaborasi kita bersama dan saya juga meminta kerja sama dari seluruh anggota TPID agar Bengkulu menjadi TPID terbaik se-Sumatera pada tahun 2023," kata Wagub. Berdasarkan data BPS Provinsi Bengkulu, hingga November 2023 inflasi Bengkulu tercatat 2,83 persen atau berada di atas inflasi nasional dan diperkirakan tetap terjaga hingga akhir tahun 2023.
Pada bulan November 2023, semua kelompok pengeluaran memberi andil inflasi. Kelompok makanan, minuman dan tembakau memberi andil inflasi y-on-y terbesar, yaitu sebesar 1,73 persen, diikuti kelompok pengeluaran transportasi yang memberi andil sebesar 0,48 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,17 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,16 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas. (cia)